WHO Beri Lampu Hijau Soal Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer-BioNTech untuk Penggunaan Darurat

- 1 Januari 2021, 12:59 WIB
Ilustrasi logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).*
Ilustrasi logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).* /Pixabay/pixabay.com

Badan kesehatan PBB, dengan GAVI Vaccine Alliance dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), mempelopori upaya global yang disebut COVAX (Covid Vaccine) untuk mengamankan dan mendistribusikan vaksin ke negara-negara miskin, untuk memastikan suntikan tidak hanya ditujukan ke negara-negara kaya.

Aliansi COVAX yang didukung WHO memiliki perjanjian untuk hampir 2 miliar dosis, dengan pengiriman pertama jatuh tempo pada awal 2021.

Baca Juga: Obat Avifavir asal Rusia Diklaim 99 Persen Tangkal Virus Corona

Aliansi tersebut telah melakukan pembicaraan dengan Pfizer dan BioNTech untuk mengamankan vaksin.

Meski begitu, persyaratan penyimpanan dan pengiriman vaksin Pfizer atau BioNTech yang menantang.

Termasuk menjaganya pada suhu minus 70 derajat celcius, telah membuat pengiriman menjadi tantangan di negara-negara barat, dan dapat menimbulkan rintangan yang lebih besar bagi negara-negara berkembang tanpa infrastruktur yang memadai.

Baca Juga: Tak Puas dengan Nilai Ujiannya, Siswa di Arab Saudi Nekat Tembak Mati Gurunya

Vaksin ini mendapat dukungan regulasi dari Inggris, European Medicines Agency, US Food and Drug Administration, Health Canada, Bahrain, Israel, Kuwait, Meksiko, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Singapura.

Vaksin RNA messenger Pfizer dan BioNTech ditemukan 95 persen efektif setelah dua dosis terpisah 21 hari.

WHO melalui panelnya, berharap agar pada tahun 2021, proses vaksinasi di seluruh negara di dunia dapat melakukan vaksinasi Covid-19 agar pandemi Covid-19 di belahan dunia dapat segera berakhir. ***

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah