Badak Berbulu Wol Zaman Es Ditemukan Utuh Terawetkan di Rusia

- 31 Desember 2020, 16:03 WIB
Badak Berbulu Ditemukan Membeku, Hidup dari Zaman Es Selama 20.000 Tahun Silam, Foto Hewan purba badak berbulu ditemukan terawetkan dalam es./Russian News.*
Badak Berbulu Ditemukan Membeku, Hidup dari Zaman Es Selama 20.000 Tahun Silam, Foto Hewan purba badak berbulu ditemukan terawetkan dalam es./Russian News.* /
PR CIREBON - Badak purba berbulu wol pada Zaman Es ditemukan terawetkan dengan baik pada lapisan es di ujung utara negara Rusia.
 
Bangkai badak berbulu Zaman Es itu ditemukan dengan banyak organ internalnya masih utuh terawetkan.
 
Media Rusia melaporkan pada hari Rabu bahwa bangkai badak berbulu itu ditemukan menyusul mencairnya lapisan es di Yakutia pada bulan Agustus.
 
 
Para ilmuwan sedang menunggu jalan es di kawasan Arktik bisa dilalui untuk kemudian mengirim temuan itu ke laboratorium yang akan dipelajari bulan depan.
 
Bangkai badak berbulu ini adalah salah satu temuan spesimen terbaik dari hewan Zaman Es yang ditemukan hingga saat ini.
 
Sebagian besar jaringan lunak bangkai itu masih utuh, termasuk bagian usus, rambut tebal, dan gumpalan lemak. Serta tanduknya ditemukan di sebelahnya.
 
 
Beberapa tahun terakhir telah terlihat penemuan besar dari mammoth, badak berbulu, anak kuda Zaman Es, dan anak singa gua saat lapisan es semakin mencair di wilayah Siberia yang luas karena pemanasan global.
 
Menurut TV Yakutia 24, Valery Plotnikov yang merupakan ahli paleontologi Rusia mengatakan, badak berbulu itu kemungkinan berumur 3 atau 4 tahun ketika mati.
 
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari AP News,  Plotnikov mengatakan bahwa badak muda tersebut kemungkinan besar tenggelam. 
 
 
Para ilmuwan memperkirakan bangkai itu berusia antara 20.000 hingga 50.000 tahun. 
 
Penanggalan yang lebih tepat akan dimungkinkan setelah dikirim ke laboratorium untuk studi radiokarbon.
 
Bangkai itu ditemukan di tepi sungai Tirekhtyakh di distrik Abyisk, dekat dengan daerah di mana badak berbulu muda lainnya ditemukan pada tahun 2014. 
 
 
Para peneliti menentukan tanggal spesimen itu, yang mereka sebut Sasha, pada usia 34.000 tahun.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x