Sejumlah Pria di Sarker Bangladesh Tak Miliki Sidik Jari, Tak Bisa Buat Sim Hingga ke Bandara

- 31 Desember 2020, 07:50 WIB
ILUSTRASI sidik jari.*
ILUSTRASI sidik jari.* /PIXABAY/

PR CIREBON - Sidik jari merupakan data biometrik yang paling banyak dikumpulkan dan digunakan. Tidak memiliki sidik jari merupakan berkah dan kutukan, seperti yang dapat dibuktikan oleh pria di keluarga Sarker.

Selama beberapa generasi, pria Sarker dilahirkan dengan ujung jari yang sangat halus, dan meskipun itu mungkin bukan masalah besar satu atau dua generasi yang lalu, akan tetapi saat ini, ketika pola berputar-putar di ujung jari kita digunakan sebagai cara utama untuk mengidentifikasi individu, itu menjadi masalah.

Misalnya, beberapa pria dalam keluarga Bangladesh tidak bisa mendapatkan SIM karena sidik jari mereka tidak ada, sementara yang lain enggan bepergian karena takut mendapat masalah di bandara, karena alasan yang sama.

Baca Juga: FPI Dibubarkan, Pemerintah Resmi Larang Seluruh Kegiatan dan Penggunaan Simbol dan Atribut

"Saya membayar biayanya, lulus ujian, tetapi mereka tidak mengeluarkan izin karena saya tidak bisa memberikan sidik jari," kata Amal Sarker.

"Ini selalu menjadi pengalaman yang memalukan bagiku," sambungnya dikutip PikiranRakyat-Cirebon dalam Oddity Central.

Amal menambahkan bahwa ia selalu membawa tanda terima SIM saat mengemudikan sepeda motornya, tapi itu tidak membantunya saat polisi menghentikannya. Dia menunjukkan tanda terima dan ujung jarinya yang halus, tapi petugas polisi tidak pernah membebaskan denda.

Baca Juga: Kisah Sukses Tidak Biasa di Jepang, Shoji Morimoto Dibayar dengan Tidak Melakukan Apa-apa

Membeli kartu SIM juga bermasalah bagi pria di keluarga Sarker, karena pemerintah Bangladesh memberlakukan undang-undang yang mengatur pembelian kartu SIM dengan mencocokkan sidik jari dengan database nasional.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x