Afghanistan Dilanda Musim Dingin Ekstrem, Sebabkan Kematian 160 Orang dan Hewan Ternak

1 Februari 2023, 23:07 WIB
Warga Afghanistan menderita dan banyak tewas akibat musim dingin ekstrim tanpa memiliki fasilitas pemanas. /Dok. Lebak Pikiran-Rakyat/Gambar: Ali Khara/Reuters/

IREBON – Kabar buruk kembali melanda Afghanistan akibat musim dingin ekstrem membuat mereka mengalami masa sulit karena suhu mencapai -34 derajat celcius.

Kondisi itu diungkapkan oleh pihak berwenang Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban, Kamis, 26 Januari 2023.

Pengambilalihan kekuasaan Taliban terhadap Afghanistan pada Agustus 2021, berdampak ke ekonomi negara itu terpuruk sehingga mendorong jutaan orang ke jurang kemiskinan dan kelaparan.

Baca Juga: C oba Kaji Komentar Pegolf atas Pelayanan 10 Lapangan Golf di Amerika. Apa yang Disukai Pemain.

Sanksi dari penguasa Taliban, penghentian transfer bank, dan pembekuan miliaran cadangan mata uang Afghanistan telah membatasi akses ke lembaga keuangan global mendukung ekonomi negara yang bergantung kepada bantuan sebelum penarikan pasukan AS dan NATO.

Pada minggu lalu, tepatnya pada 20 Januari 2023, berdasarkan data dirilis Reuters, terdapat jumlah kematian sebanyak 84 orang.

Hal itu disampaikan oleh Shafiullah Rahimi juru bicara Menteri Penanggulangan Bencana.

Baca Juga: Marselino Ferdinan Resmi Dikontrak Klub Belgia

“162 orang telah meninggal akibat cuaca dingin sejak 10 Januari hingga sekarang” kata Shafiullah.

Selain itu, cuaca dingin ekstrem menyebabkan adanya kematian ribuan ternak di wilayah timur, barat dan utara.

Hal tersebut diungkapkan oleh The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) atau Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Baca Juga: Perselingkuhan dengan Nur, Menjadikan Kompol D Ditempatkan di Yanma

"Kehilangan mata pencaharian dan aset semakin membahayakan keluarga Afghanistan di saat 21,2 juta orang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian yang berkelanjutan," kata OCHA dalam intisari mingguannya.

OCHA juga menjelaskan, kelompok kemanusiaan telah memberikan bantuan tambahan berupa pemanas, uang tunai untuk bahan bakar serta pakaian hangat. Namun distribusi sangat dipengaruhi oleh larangan otoritas de facto terhadap tenaga kerja bantuan LSM perempuan.

Hal ini merupakan dampak dari aturan yang dikeluarkan oleh Taliban selaku rezim penguasa di Afghanistan, yang melarang perempuan untuk bekerja diluar rumah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Ciayumajakuning Hari Ini Rabu 1 Januari 2023

PBB melalui Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa pembatasan pekerja perempuan di Afghanistan menghambat dalam pendistribusian bantuan.

Situasi yang dialami oleh masyarakat Afghanistan pada saat ini menjadi fenomena musim dingin paling dingin dalam 15 tahun terakhir, di tengah krisis ekonomi yang parah.

Ditambah dengan para penduduk Afghanistan menggambarkan kesulitan dalam membeli bahan bakar untuk menghangatkan rumah.

Anak-anak yang ada di ladang bersalju di sebelah barat ibu kota Afghanistan harus membongkar sampah guna mencari plastik untuk dibakar, dikarenakan tidak mampu membeli kayu atau batu bara.***



Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler