Bukan Hanya Rasisme Kulit Hitam, AS Juga Sebarkan Rasisme Anti Asia di tengah Pandemi Covid-19

3 Juni 2020, 14:30 WIB
ILUSTRASI rasisme.* /JAVIER ROBLES/PIXABAY/

PR CIREBON - Gelombang Covid-19 yang melanda Benua Amerika telah membawa kisah rasisme kembali. Tidak hanya menimpa kelompok kulit hitam, tetapi juga warga Asia yang menetap di AS.

Diketahui bersama, rasisme sudah melekat dalam diri negeri adidaya, Amerika Serikat sejak dulu. Namun kali ini, faktor pemicu yang menghadirkan rasisme lagi adalah karena situasi pandemi yang kian meluas di AS.

Lebih detail, ujaran kebencian itu justru dilontarkan pertama kali oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Saat itu, Trump dengan pongah menuduh asal pandemi Covid-19 dari Tiongkok yang merupakan kawasan Benua Asia.

Baca Juga: Demonstrasi Kian Memanas, Donald Trump Pilih Siapkan Pasukan Militer untuk Pukul Mundur Demonstran

Telak saja, penduduk Asia kini menjadi bulan-bulanan warga AS karena dianggap pembawa Covid-19.

Melansir BBC News, seorang pria bermarga Tiongkok semula menjalani hidup normal di AS. Namun, kehidupan Tracy Wen Liu seketika berubah saat Covid-19 muncul yang membuat darah Asianya menjadi kelompok tertuduh.

Hal lain mengenai perlakuan brutal rasisme makin terlihat di New York, California dan Texas. Pasalnya, orang-orang Asia Timur yang menempat kawasan itu dengan mudah diludahi, ditinju atau ditendang hingga ditusuk.

Baca Juga: Perhatikan Hal Berikut Bagi Seseorang yang Gemar Berolahraga Menggunakan Masker

Perlahan, gelombang rasisme itu membuat prasangka Anti-Asia makin meningkat dan membuat warga Asia yang hidup di AS menjadi sangat tidak nyaman. Terlebih, perlakuan buruk seperti, kekerasan, perundungan, dan pelecehan seolah telah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka.

"Tujuan saya ketika pertama kali datang ke sini lima tahun yang lalu adalah menyesuaikan diri dengan budaya Amerika secepat mungkin," ujar Liu.

"Lantas pandemi menyadarkan saya bahwa karena saya orang Asia, dan karena penampilan saya atau di mana saya dilahirkan, saya tidak pernah bisa menjadi salah satu dari mereka." tambahnya.

Baca Juga: Disetujui Menkes, Rusia Klaim Obat Avifavir Dapat Sembuhkan Pasien Corona Hanya dalam Waktu 4 Hari

Bahkan, Liu yang sudah tak tahan melihat perlakuan buruk yang menimpa teman Asianya, akhirnya memilih menyimpan senjata praktis yang dapat melindungi diri dari serangan tiba-tiba.

"Saya harap saya tidak akan menggunakannya. Karena kalau itu terjadi situasi akan menjadi sangat.. sangat.. buruk, sesuatu yang bahkan tidak ingin saya bayangkan."

Sementara itu, lembaga berwenang di New York City dan Los Angeles mengungkapkan berbagai insiden dari maraknya ujaran kebencian terhadap orang-orang keturunan Asia mengalami peningkatan pesat.

Baca Juga: Hendak Bepergian Gunakan KRL? Berikut Aturan yang Perlu Diperhatikan saat Normal Baru Diberlakukan

Lebih khusus di San Francisco, menyatakan telah menerima lebih dari 1.700 laporan diskriminasi sejak tiga bulan lalu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler