Network
PIKIRAN RAKYAT - Sebuah kabar menginformasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memilih pergi bersembunyi ke ke bunker bawah tanah selama protes kematian George Floyd.
Padahal, saat itu ratusan demonstran tengah berkumpul di luar gerbang Gedung Putih pada Jumat 29 Mei malam hari.
Namun, seorang agen dinas rahasia menyebut Trump dan keluarga memilih bersembunyi dalam bunker demi keselamatannya.
Baca Juga: Dwi Sasono Tertangkap, Polisi Ungkap Alasan Konsumsi Narkoba Hanya untuk Isi Waktu Selama Pandemi
Seperti diberitakan PikiranRakyat.com, melansir situs Mirror, pengakuan para pejabat Amerika terkait keadaan Trump dan keluarganya tidak pernah berbahaya seperti sekarang, meski gelombang demonsran masih berlangsung selama tiga hari berturut-turut.
Selain itu, lansiran situs Fox News menyebut Trump dikirim ke dalam bunker bawah tanah di Gedung Putih untuk sementara waktu. Bunker itu diketahui pernah digunakan selama ancaman teroris di masa lalu.
Hingga hari Minggu, Trump masih tidak terlihat dan juga menolak memberi keterangan di televisi. Trump justru memilih mengunggah cuitan dalam akun Twitternya untuk menyalahkan kerusuhan yang terjadi kepada kaum kiri radikal.
Baca Juga: Dokter Italia Berani Sebut Virus Corona Mulai Melemah dan Tak Berbahaya Usai Amati Kasus Kian Turun
Dalam arti lain, hanya Garda Nasional dan polisi Washington yang terlihat menghadang gelombang demonstran tersebut.
Di sisi lain, Wali Kota Muriel Bower memutuskan memberlakukan jam malam hingga pukul 23.00 dalam upaya untuk menekan bentrokan pada malam hari.
