PIKIRAN RAKYAT - Astronom kembali mempertontonkan temuan indah yang berhasil mereka tangkap dari benda-benda langit di luar angkasa.
Citra terbaru dari planet Jupiter berhasil ditangkap oleh Teleskop Gemini di Hawai menggunakan inframerah, sekaligus menjadi salah satu citra Jupiter yang paling jelas, meski diambil dari bumi.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs BBC, guna mencapai resolusi tersebut, para ilmuwan menggunakan teknik yang disebut 'lucky imaging' atau 'gambar beruntung'.
Baca Juga: Cek Fakta: 10.000 Pendeta Diklaim Jadi Klaster Terbesar dari Penyebaran Corona, Ini Faktanya
Metode yang digunakan untuk memperoleh 'lucky imaging' itu yaitu dengan melibatkan beberapa eksposur target dan menjaga segmen-segmen dari gambar turbulensi.
Ketika semua 'tembakan keberuntungan' disatukan dalam sebuah mosaik, citra itu tampak jernih, jauh melebihi yang dihasilkan sebuah foto tunggal.
Inframerah adalah panjang gelombang yang lebih panjang daripada cahaya tampak yang lebih akrab dideteksi oleh orang-orang seperti teleskop Hubble.
Baca Juga: Dinyatakan Sebagai Infeksi Klaster Baru Covid-19, Itaewon Berubah Menjadi Kota Hantu
Hal ini digunakan untuk melihat melewati kabut dan awan tipis di bagian atas atmosfer Jupiter, untuk memberikan para ilmuwan kesempatan untuk menyelidiki lebih dalam tentang kerja internal planet.
Para peneliti ingin memahami dengan lebih baik apa yang membuat dan menopang sistem cuaca raksasa gas, dan khususnya badai besar yang dapat mengamuk selama beberapa dekade dan bahkan berabad-abad.
Studi yang menghasilkan gambar inframerah ini dipimpin dari University of California di Berkeley.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jalan Tol Cisumdawu adalah Jalan Tol Terkeren di Indonesia? Ini Faktanya
Itu adalah bagian dari program pengamatan bersama yang melibatkan Hubble dan pesawat ruang angkasa Juno yang saat ini mengorbit planet kelima dari Matahari.
Adapun beberapa fakta dari Jupiter yang tak banyak orang ketahui, di antaranya Jupiter 11 kali lebih luas dari Bumi dan 300 kali lebih besar, dibutuhkan 12 tahun Bumi untuk mengorbit matahari, karena satu 'hari' adalah 10 jam.
Lebih lanjut, komposisi Jupiter menyerupai bintang, sebagian besar hidrogen dan helium, di bawah tekanan, hidrogen mengasumsikan keadaan yang mirip dengan logam, dan Hidrogen logam' ini bisa menjadi sumber medan magnet.
Baca Juga: Prancis Ajukan 'Amandemen Kekasih' agar Pasangan Bisa Bertemu setelah Kelonggaran Lockdown
Kemudian, sebagian besar cloudtop terlihat mengandung amonia dan hidrogen sulfida, "pita' garis lintang rendah Jupiter menjadi tuan rumah bagi angin timur-barat yang sangat kuat.
Sedangkan yang terakhir, terdapat bintik Merah Besar diketahui merupakan pusaran badai raksasa yang lebih luas dari Planet Bumi.***