Ilmuwan Jerman Temukan Antibodi Penghambat Virus Corona, Terobosan Besar dan Berkelanjutan

7 Mei 2020, 18:00 WIB
ILUSTRASI penelitian yang dilakukan ahli dalam mengembangkan obat untuk menyembuhkan infeksi virus corona.* /Texintel/

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan dari Universitas Utrecht, Pusat Medis Erasmus dan Harbour BioMed (HBM), mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan antibodi yang diklaim dapat mencegah virus corona memasuki sel manusia.

Tak hanya itu, antibodi tersebut disebutkan dapat memberikan perisai atau imun terhadap pasien positif.

Pakar Virologi Profesor Luka Cicin-Sain mengatakan bahwa temuan ini merupakan sebuah terobosan besar.

Baca Juga: Gunakan Hak Veto Lancarkan Perang Lawan Iran, Trump: Ini Resolusi yang Sangat Menghina

"Ini jelas merupakan terobosan penting dan menunjukkan bahwa kami berada di jalur benar dalam pengembangan vaksin Covid-19. Dalam percobaan berulang, kami dapat menunjukkan bahwa hasil ini berkelanjutan," ujarnya yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Science Daily.

Cicin-Sain dan timnya telah menganalisis sebanyak 6.000 antibodi manusia yang berbeda dan menemukan lebih dari 750 yang bisa digunakan untuk menghambat Virus corona pada pasien yang sudah terinfeksi.

"Dalam percobaan yang dilakukan berulang kali, kami dapat menunjukkan hasil yang cukup signifikan dan ada perkembangan," ujar Luka Cicin-Sain.

Baca Juga: Terkait Pelarungan Jenazah ABK WNI, Menteri Edhy Prabowo Bicara Soal 4 Syarat Aturan ILO

Antibodi tersebut kini sedang dalam proses tes tambahan pada kultur sel, yang berfungsi untuk mengurangi jumlah mereka yang akhirnya akan ditemukan paling efektif untuk memblokir infeksi virus corona.

Sementara itu, Menteri Sains Lower Saxony, Bjorn Thumler, mengungkapkan bahwa dirinya senang atas kesuksesan besar lembaga penelitian di Lower Saxony.

Menurutnya, hal ini dapat memberikan harapan untuk hasil penyembuhan yang lebih baik terhadap pasien Covid-19.

Baca Juga: Beda Komentar Edhy Prabowo dan Susi Pudjiastuti Tanggapi Eksploitasi Pelarungan ABK WNI

Untuk lebih jelasnya, para peneliti tidak memproduksi vaksin dan antibodi ini belum dapat menyembuhkan.

Namun, sebaliknya pengobatan berpotensi sangat efektif untuk pasien Covid-19 yang sakit parah.

Menurut Stefan Dübel dari Technical University of Braunschweig, pengobatan ini disebut dengan istilah 'imunisasi pasif'.

Baca Juga: Rekan Ferdian Sebut Video Prank Hanya Iseng, Polisi: Libatkan Unsur Pidana Tetap Diproses

"Efeknya langsung, antibodi berpotensi menjauhkan (sel tubuh manusia) dari virus," katanya.

Tim yang bekerja dalam kolaborasi degan perusahaan biotek Yuman berharap dapat memulai uji klinis pada musim gugur.

Sementara itu, obat antivirus Remdesivir, yang awalnya dikembangkan untuk mengobati virus Ebola dan Marburg, sedang digunakan dalam uji coba dengan pasien virus corona.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Butuh Banyak Protein, Ahli Gizi Rekomendasikan Konsumsi Ikan Kembung

Meskipun nampaknya tidak efektif dalam tes lebih lanjut, Remdesivir diklaim dapat mempersingkat waktu pemulihan pasien terinfeksi Covid-19.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Science Daily

Tags

Terkini

Terpopuler