Gantung Mayat di Alun-alun Kota Afghanistan, Polisi Sebut Anggota Taliban Menyelamatkan Warga

26 September 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi. kelompok Taliban menggantung mayat di alun-alun Afghanistan usai pelaku melakukan penculikan. /Pixabay/Servicelinket

PR CIREBON- Taliban kembali mengejutkan dunia dengan tindakannya menggantung mayat di Alun-alun Kota di Afghanistan.

Tindakan Taliban tersebut justru kembali memunculkan ketakutan masyarakat Afghanistan akan aturan keras yang diterapkan pada dua dekade lalu.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari CBC, Taliban menggantung mayat dengan menggunakan crane yang diparkirkan di Alun-alun kota di Afghanistan pada hari Sabtu, 25 September 2021.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan untuk 27 September - 3 Oktober 2021 bagi 12 Zodiak, Rangkul yang Anda Sukai

Hal ini menyebabkan tampilan mengerikan yang menandakan kembalinya gerakan garis keras dan brutal Taliban ketika memerintah Afghanistan di masa lalu.

Wazir Ahmad Seddiqi, yang menjalankan apotek di tepi alun-alun menceritakan kalau pejabat Taliban awalnya membawa empat mayat ke alun-alun pusat di kota barat Herat.

Kemudian memindahkan tiga dari mereka ke bagian lain kota untuk dipamerkan kepada publik.

Baca Juga: Tak Terima Dimahari Karena Curi Daun Singkong, Pelaku Bunuh Korban dengan Kejam

Seddiqi mengatakan kalau pejabat Taliban mengumumkan bahwa keempatnya tertangkap mengambil bagian dalam penculikan yang terjadi pada Sabtu pagi dan akhirnya dibunuh oleh polisi.

Kepala polisi distrik yang ditunjuk Taliban di Herat, Ziaulhaq Jalali mengatakan bahwa anggota Taliban menyelamatkan seorang ayah dan anak yang telah diculik oleh empat penculik setelah baku tembak.

Dia menjelaskan kalau seorang pejuang Taliban dan seorang warga sipil terluka oleh para penculik dan menekankan para penculik tewas dalam baku tembak.

Baca Juga: Badan PBB Peringatkan Kelaparan akan Segera Terjadi di Afghanistan: Mengerikan

Sebuah video Associated Press menunjukkan kerumunan orang berkumpul di sekitar crane dan mengintip ke arah mayat itu ketika beberapa pria meneriakkan.

“Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memperingatkan semua penjahat bahwa mereka tidak aman,” ujar Komandan Taliban yang tidak ingin diidentifikasi ketika dimintai keterangan saat di Alun-alun.

Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, warga Afghanistan dan dunia telah mengawasi dengan melihat apakah mereka akan menciptakan kembali aturan keras mereka di akhir 1990-an.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu Ini, 26 September hingga 2 Oktober 2021: Aquarius, Capricorn, dan Pisces Ada Hal Penting

Mulai dari rajam di depan umum dan amputasi anggota badan terhadap tersangka kejahatan dan beberapa diantaranya, dimana biasanya berlangsung di depan banyak orang.

Setelah salah satu pendiri Taliban, Mullah Nooruddin Turabi, mengatakan dalam sebuah wawancara kalau akan sekali lagi melakukan eksekusi dan amputasi tangan.

Mengetahui hal tersebut, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa itu semua merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.

Baca Juga: Febri Diansyah Desak Jokowi Angkat 56 Pegawai KPK sebagai ASN dengan 5 Alasan Ini

Mantan Penasehat NATO dan Analis Politik, Zobair Deen mengaku tidak terkejut mendengar apa yang akan dilakukan Taliban.

Dia menjelaskan kalau Taliban menggunakan praktik abad keenam yang brutal seperti masa lalu karena ingin mengontrol publik.

Tetapi Deen juga yakin kalau generasi muda Afghanistan kini bersedia untuk melawan kontrol itu sebagaimana dibuktikan oleh para wanita yang berjuang untuk membela hak-hak mereka.

Baca Juga: Pukuli Pria yang Melakukan Pelecehan Seksual pada Putranya, Ayah di AS Ini Bisa Didakwa

Para pemimpin Taliban tetap bercokol dalam pandangan garis keras yang sangat konservatif, bahkan ketika mereka merangkul perubahan teknologi seperti video dan ponsel.

“Tidak ada yang berhak memberitahu kami apa hukum yang harus ditaati. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Quran,” kata Turabi.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: CBC

Tags

Terkini

Terpopuler