Lakukan Penyelidikan Terhadap Serangan di Gaza, HRW: Israel Menghancurkannya Tanpa Target yang Jelas

28 Juli 2021, 10:30 WIB
HRW, organisasi hak asasi manusia, menyebut bahwa Israel menyerang Jalur Gaza tanpa target yang jelas dan merupakan kejahatan perang. //Reuters/Mohammed Salem

PR CIREBON – Organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), menuduh militer Israel melakukan serangan yang disinyalir merupakan kejahatan perang selama serangan 11 hari di Jalur Gaza.

HRW mengeluarkan pernyataannya tersebut setelah menyelidiki tiga serangan udara Israel yang dikatakan menewaskan 62 warga sipil Palestina.

Atas hasil penyelidikan itu, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, HRW menyimpulkan bahwa tidak ada target militer yang jelas di sekitar serangan di Gaza oleh Israel.

Baca Juga: Orang Tua Harus Paham! Inilah 3 Perilaku Anak sebagai Tanda Adanya Kecemasan Berlebih

Laporan itu juga menuduh kelompok bersenjata Palestina melakukan kejahatan perang dengan meluncurkan lebih dari 4.000 roket dan mortir terarah ke pusat-pusat populasi Israel.

Serangan semacam itu, katanya, melanggar larangan terhadap serangan yang disengaja atau tidak pandang bulu terhadap warga sipil.

Laporan tersebut berfokus pada tindakan Israel selama pertempuran, dan kelompok itu mengatakan akan mengeluarkan laporan terpisah tentang tindakan Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya pada bulan Agustus.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 28 Juli 2021: Ada Orang yang akan Menguji Taurus dan Cancer Merasa Frustasi

“Pasukan Israel melakukan serangan di Gaza pada bulan Mei yang menghancurkan seluruh keluarga tanpa target militer yang jelas di dekatnya,” kata Gerry Simpson, direktur krisis dan konflik terkait di HRW.

Dia mengatakan keengganan konsisten Israel untuk secara serius menyelidiki dugaan kejahatan perang, ditambah dengan tembakan roket Palestina di wilayah sipil Israel, menggarisbawahi pentingnya penyelidikan yang sedang berlangsung di kedua belah pihak oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Tidak ada reaksi langsung terhadap laporan itu oleh militer Israel, yang telah berulang kali mengatakan serangannya ditujukan pada sasaran militer di Gaza.

Baca Juga: Soal Lockdown dan Rp1 Juta Per Bulan, Ferdinand Hutahaean ke JK: Pilihan Asal Bicara

Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, menembakkan roket ke Israel setelah Israel mengabaikan ultimatum mereka.

Ultimatum itu menuntut Israel mundur dari kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, setelah berhari-hari kekerasan terhadap pengunjuk rasa Palestina.

Pasukan keamanan Israel telah dengan keras menekan demonstrasi menentang serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: Indonesia Optimis Capai Emisi Nol Bersih di Tahun 2060 atau Lebih Cepat, Luhut Pandjaitan: Saya Tidak Ragu

Secara keseluruhan, Hamas menembakkan lebih dari 4.000 roket dan mortir ke arah Israel, sementara Israel mengatakan pihaknya menyerang lebih dari 1.000 sasaran yang terkait dengan kelompok bersenjata di Gaza.

Menurut kementerian kesehatan Gaza, sekitar 260 orang tewas di Gaza, termasuk setidaknya 67 anak-anak dan 39 wanita.

Dua belas warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel, bersama dengan satu tentara.

Baca Juga: Aturan PPKM Level 4 Perbolehkan Makan di Warteg Hanya 20 Menit, Pelanggar Aturan Akan Ditindak Tegas

Laporan HRW mengatakan serangan udara Israel yang paling serius, pada 16 Mei, melibatkan serangkaian serangan di Jalan al-Wahda, sebuah jalan raya pusat di Kota Gaza.

Serangan udara itu menghancurkan tiga gedung apartemen dan menewaskan total 44 warga sipil, termasuk 18 anak-anak dan 14 wanita. Dua puluh dua dari yang tewas adalah anggota satu keluarga, al-Kawlaks.

Israel mengatakan serangan itu ditujukan ke terowongan yang digunakan oleh pejuang Hamas di daerah itu dan menyebut kerusakan rumah itu tidak disengaja.

Baca Juga: Kekurangan Protein Dapat Menaikkan Berat Badan? Simak Penjelasan Lengkapnya

Dalam penyelidikannya, HRW menyimpulkan bahwa Israel telah menggunakan bom berpemandu presisi GBU-31 buatan AS dan tidak memperingatkan warga untuk mengungsi dari daerah tersebut sebelumnya.

Mereka juga tidak menemukan bukti adanya target militer di daerah tersebut.

“Serangan yang tidak ditujukan pada tujuan militer tertentu adalah melanggar hukum,” katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler