PR CIREBON – Jabatan Benjamin Netanyahu sebagai pemimpin Israel telah direbut oleh oposisinya, Naftali Bennett dan Yair Lapid.
Benjamin Netanyahu yang menjabat sebagai pemimpin Israel selama 12 tahun itu telah berakhir kekuasaannya pada Minggu, 13 Juni 2021.
Dalam mosi tidak percaya sebanyak 60-59 yang tipis, parlemen Israel pun menyetujui pemerintah baru itu.
Baca Juga: Kota Magelang Dapatkan Bonus Dana Intensif Daerah Mencapai Rp63,69 Miliar, Berikut Alasannya
Berbagai pemimpin dunia menanggapi pemerintahan baru Israel tersebut, dari sekutu seperti Amerika Serikat (AS) hingga Palestina.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa negaranya tetap berkomitmen untuk keamanan Israel dan akan bekerja dengan pemerintah barunya.
Dalam sebuah pernyataan, presiden AS menyambut koalisi pemerintah baru yang dipimpin oleh nasionalis Naftali Bennett dan berusaha untuk menegaskan kembali hubungan AS-Israel.
Baca Juga: Diaz Hendropriyono Positif Covid-19: Dan Akhrinya...
“Saya berharap dapat bekerja dengan Perdana Menteri Bennett untuk memperkuat semua aspek hubungan yang erat dan langgeng antara kedua negara kita,” kata Biden, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
“Israel tidak memiliki teman yang lebih baik daripada Amerika Serikat. Amerika Serikat tetap teguh dalam mendukung keamanan Israel,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen penuh untuk bekerja dengan pemerintah Israel yang baru.
“Hal itu untuk memajukan keamanan, stabilitas, dan perdamaian bagi orang Israel, Palestina, dan orang-orang di seluruh wilayah yang lebih luas,” ujar Joe Biden.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia berharap untuk bekerja sama dengan perdana menteri baru Israel.
“Jerman dan Israel terhubung oleh persahabatan unik yang ingin kami perkuat lebih jauh. Dengan pemikiran ini, saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda,” kata Merkel dalam pesan yang ditujukan kepada Bennett.
Baca Juga: Efek Samping Makan Roti Putih Menurut Penelitian, Gula Darah Naik hingga Alami Kabut Otak
Berbeda dengan dukungan yang diberikan AS dan Jerman, Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa perubahan pemerintahan tetaplah menjadi urusan Israel, sedangkan tuntutan Palestina tetap sama.
"Itu adalah urusan internal Israel," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Abbas, dalam sebuah pernyataan.
“Posisi kami selalu jelas, yang kami inginkan adalah negara Palestina di perbatasan 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” tambahnya.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan, 14-20 Juni 2021: Cancer Harus Jujur, Leo Ada yang Berubah
Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, juga bersikeras bahwa mereka tidak peduli terhadap pemerintahan baru Isarel, karena, menurut Hamas, Israel tetap menjadi entitas kolonial.
“Terlepas dari bentuk pemerintahan di Israel, itu tidak akan mengubah cara kita memandang entitas Zionis,” kata Barhoum.
“Ini adalah pendudukan dan entitas kolonial, yang harus kita lawan dengan paksa untuk mendapatkan kembali hak kita,” tambahnya.
Baca Juga: Ungkap Momen Terbaik Acara Lamaran Rizky Billar dan Lesti, Ady Sky: Billar Ngomong 'Kamu Cantik' ...
Sementara itu, Menteri luar negeri Inggris mengucapkan selamat kepada Bennett dan Lapid atas pembentukan pemerintahan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dia berharap dapat bekerja sama dengan Bennett dan Lapid.
“Kami berharap kerja sama untuk menjaga orang-orang kami tetap aman dan didukung saat pulih dari pandemi global Covid-19, dan membantu kedua negara kami membangun kembali dengan lebih baik,” katanya.
Sedangkan bagi Perdana menteri Israel yang dicopot, Benjamin Netanyahu, ia menjanjikan pada pendukungnya untuk segera kembali berkuasa.
"Jangan biarkan semangatmu jatuh. Kami akan kembali – dan lebih cepat dari yang Anda kira,” katanya.***