Twitter Tandai Ujaran Kebencian Cuitan Menteri Dalam Negeri Turki Soal ‘Penyimpangan LGBT’

3 Februari 2021, 21:00 WIB
ilustrasi twitter. / Brett Jordan/pexels.com/@brettjordan

PR CIREBON – Twitter memberikan peringatan kepada komentar Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, terkait komunitas LGBT.

Dalam akun Twittertnya, Menteri Dalam Negeri Turki ini menyebut pengunjuk rasa mahasiswa sebagai ‘penyimpangan LGBT’ di media sosial Twitter.

Cuitan Menteri Dalam Negeri Turki soal LGBT ini pun membuat Twitter memberikan peringatan langka pada komentarnya.

Baca Juga: Bakamla Sampaikan Capaian Kinerja Tahun 2020 Ke DPR, Aan Kurnia: Hukum Perairan RI Masih Memiliki Celah Lebar

Haruskah kita mentolerir penyimpangan LGBT yang menghina Ka'bah yang agung? Tentu saja tidak, ” tulis Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu pada Selasa 2 Februari 2021 dalam akun Twitter-nya @suleymansoylu.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Twitter menyatakan cuitan Suleyman Soylu, serta cuitan lain yang menggunakan frasa yang sama, melanggar aturannya tentang ujaran kebencian.

Media sosial tersebut mengatakan tidak menghapus postingan itu karena ada potensi minat publik untuk membuatnya tetap dapat diakses.

Mahasiswa dan guru di Universitas Bogazici Istanbul telah mengadakan protes selama sebulan terakhir terhadap penunjukan akademisi dan mantan kandidat politik Melih Bulu oleh Presiden Tayyip Erdogan sebagai rector.

Baca Juga: Dewan Pers sebut Kekuatan Platform Digital Asing Menggerus Revenue Perusahaan Media Dalam Negeri

Menurut mereka, tindakan itu tidak demokratis.

Lalu pada Senin, 1 Februari 2021, mahasiswa membagikan gambar yang menggabungkan simbol bendera pelangi LGBT dan tempat suci Ka'bah di Mekah.

Polisi menahan empat siswa saat itu dari total 159 mahasiswa setelah membubarkan kelompok yang berencana berjaga sepanjang malam di luar kantor rektor.

Enam puluh satu orang masih ditahan pada hari Selasa.

Polisi membubarkan massa dengan menggunakan proyektil semprotan merica dan menahan 104 orang.

Suleyman Soylu mengatakan sebelumnya bahwa tugasnya adalah melindungi keluarga dari ‘penyimpangan LGBT’.

Baca Juga: Dudukan Toilet Adolf Hitler Akan Dilelang Minggu Depan, Diperkirakan Laku Rp254 Juta

“Saya seorang mukmin, dan dalam keyakinan saya, ini menyimpang. Sebagai seorang Muslim, saya bertanggung jawab untuk mengatakan ini, untuk melindungi keluarga," katanya.

Sementara itu di Ankara, polisi bentrok dengan pengunjuk rasa, beberapa di antaranya meneriakkan ‘berdampingan melawan fasisme’.

Sebuah video menunjukkan polisi menyeret pengunjuk rasa pergi, tangan diborgol di belakang punggung mereka.

Pemerintah telah mengkritik para pengunjuk rasa, dengan Erdogan memuji pemuda di partainya karena tidak menjadi LGBT.

Sedangkan oposisi utama telah mendukung protes tersebut dan beberapa anggota parlemen dari HDP pro-Kurdi ditolak di pintu masuk universitas pada hari Senin.

Baca Juga: Sambangi Keraton Yogyakarta, dr. Tirta Sampaikan Edukasi Covid-19 dan Jadi Jembatan Penggiat UMKM

Pengkritik Erdogan mengatakan presiden dan partainya, yang mempromosikan nilai-nilai Islam konservatif, telah mengikis hak-hak sosial dan toleransi.

Pendukung Erdogan mengatakan dia telah memulihkan kebebasan berekspresi agama di republik yang dulu sangat sekuler.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler