Video Seorang Ayah Teriak Panggil Nama Dua Anaknya usai Serangan Bom Bunuh Diri di Baghdad

23 Januari 2021, 10:32 WIB
Video seorang pria tengah meneriakan dua nama anaknya usai insiden bom bunuh diri di pasar Tataran Square di ibu kota Irak, Baghdad pada Kamis, 21 Januari 2021.* //Tangakapan layar Twitter @INPPLUSarabi
PR CIREBON - Terjadi serangan bom bunuh diri dua kali di pasar Tataran Square di ibu kota Irak, Baghdad pada Kamis, 21 Januari 2021.
 
Serangan bom bunuh diri yang diduga dilakukan oleh para teroris tersebut membawa kesedihan mendalam bagi para keluarga korban.
 
Kesedihan tersebut terjadi ketika para keluarga korban mulai berteriak untuk mencari keluarganya usai ledakan bom bunuh diri tersebut.
 
Baca Juga: Fokus Agenda Legislatif Biden, Sidang Pemakzulan Trump Ditunda Dua Minggu
 
Bom bunuh itu telah menewaskan 32 orang dan 110 orang lainya terluka. Seorang ayah telah diduga kehilangan buah hatinya dan kesedihan itu mulai memecah kesunyian.
 
Hal itu tergambar dalam sebuah video yang diunggah akun Twitter @INPPLUSarabi yang diunggah pada Jumat, 22 Januari 2021.
 
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter @INPPLUSarabi, terlihat seorang pria berteriak menyebutkan "Ali Omar", untuk mencari dua anaknya.
 
Baca Juga: Soal Serangan Teroris di Irak, Mustafa Al-Kazemi: Kami Tidak Membiarkannya Terulang
 
Baca Juga: Vladimir Putin Dikabarkan Punya Istana, Dmitry Peskov Sebut Mitos yang Luar Biasa
 
Pria tersebut berteriak dengan sebuah kesedihan dan rasa sakit yang mendalam karena telah kehilangan dua anaknya.
 
Di tengah-tengah genangan darah akibat serangan teroris dan sebuah kehancuran hati sang ayah selalu berteriak memanggil "Ali Omar", namun tidak ada jawaban sama sekal.
 
ISIS telah mengklaim, pada subuh hari ini, operasi teroris yang menargetkan daerah padat di pusat ibu kota, dalam serangan paling kejam selama bertahun-tahun.
 
Baca Juga: James Bond 'No Time To Die' Kembali Tunda Dijadwalkan Rilis Oktober 2021
 
Diketahui, serangan bom bunuh diri besar-besaran ini baru terjadi pertama kali di Irak dalam tiga tahun ini.
 
Serangan teroris itu menggambarkan bahwa kemungkinan besar sebagai tanda bahwa aktivitas ekstremis telah kembali bangkit.
 
Oleh karena itu, Perdana Menteri Mustafa Al-Kazemi, mengeluarkan sebuah perintah untuk perubahan besar dalam keamanan dan militer, sehingga harus menjadi urusan Intelijen dan Direktur Jenderal Intelijen.
 
Baca Juga: Survei Terbaru Tunjukkan Mayoritas Kecil Orang Amerika Inginkan Donald Trump Dihukum Senat
 
Perintah itu ntuk Memerangi Terorisme di Kementerian Dalam Negeri, serta memindahkan Komandan Operasi Baghdad ke Kementerian Pertahanan dan menugaskan Ahmed Salim, komandan untuk menggantikannya.***
Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler