Jelang Pelantikan Joe Biden, 20 Ribu Tentara Dikerahkan Guna Antisipasi Kerusuhan Pendukung Trump

14 Januari 2021, 17:48 WIB
Jelang pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat Joe Biden, 20 ribu tentara dikerahkan guna mengantisipasi kerusuhan pendukung trump.* /Twitter/@JoeBiden

PR CIREBON - Garda Nasional Amerika Serikat bersiap mengerahkan sebanyak 20.000 tentara di Washington untuk pengambilan sumpah Presiden Terpilih Joe Biden pada 20 Januari 2021 mendatang.

Dilansir Cirebon.Pikiran-rakyat.com dari Daily Sabah, penjabat kepala polisi kota Robert Contee mengumumkan jumlah tersebut tepat seminggu setelah ribuan pendukung Donald Trump menyerbu Kongres dalam upaya untuk menghentikan sertifikasi akhir dari kemenangan Joe Biden.

Atas peristiwa kerusuhan dan kekerasan pendukung Donald Trump yang berusaha menggagalkan kemenangan Joe Biden tersebut, sedikitnya lima orang dinyatakan tewas.

Baca Juga: Donald Trump Menjadi Presiden Amerika Pertama yang Dimakzulkan 2 Kali oleh Parlemen AS

Mereka yakni seorang petugas polisi dan empat pengunjuk rasa.

Reuters melaporkan pada saat tahun 2016 lalu, sekitar 8.000 tentara Garda Nasional diarahkan untuk mengamankan pelantikan Trump.

Sementara itu, Parlemen AS masih memperdebatkan tuduhan "menghasut pemberontakan," Trump dan Komite Nasional Republik menyerukan diakhirinya kekerasan menjelang pelantikan Joe Biden.

Baca Juga: PBB Beri Peringatan Soal Teroris yang Manfaatkan Pandemi Covid-19, Ini Tanggapan Para Pejabat Negara

"Mengingat laporan tentang lebih banyak demonstrasi, saya mendesak bahwa TIDAK boleh ada kekerasan, TIDAK ada pelanggaran hukum dan TIDAK ada vandalisme dalam bentuk apa pun,” kata Trump dalam pernyataan Gedung Putih.

“Bukan itu yang saya perjuangkan, dan itu bukan apa yang Amerika inginkan. Saya meminta semua orang Amerika untuk membantu meredakan ketegangan dan menenangkan emosi," sambungnya.

Selama minggu peresmian, Airbnb dan anak perusahaan Hotel Tonight membatalkan semua reservasi di Greater Washington.

Baca Juga: Tolak Kemudikan Pesawat ke Israel, Pilot Maskapai Emirates Ditangguhkan

Jalan di dekat Capitol, yang dibanjiri oleh pengunjuk rasa yang kejam pada 6 Januari lalu, telah ditutup.

Layanan Taman Nasional telah menutup Monumen Washington untuk tur dan Walikota Muriel Bowser telah meminta pengunjung untuk menjauh.

Pasukan yang datang akan bertanggung jawab untuk mengamankan kota sebelum pelantikan Biden, dengan pagar baru memenuhi area Capitol.

Baca Juga: Soal Kasus Penyiksaan Anak di Korea Selatan yang Viral, Tersangka Didakwa dengan Pasal Pembunuhan

Dua pejabat mengatakan beberapa pasukan Garda Nasional diwakili sebagai petugas Kepolisian Capitol untuk menjalankan fungsi penegakan hukum jika diperlukan.

Pejabat Jaksa Agung AS Jeffrey Rosen memperingatkan serangan lebih lanjut dalam sebuah video yang dirilis semalam.

Ia mendesak publik untuk memberikan tip tentang potensi serangan dan ancaman sebelum pelantikan, termasuk upaya untuk secara paksa menduduki gedung-gedung pemerintah.

Baca Juga: Donald Trump Kembali Dimakzulkan, DPR AS: Dia Harus Pergi, Menghadirkan Bahaya Bagi Bangsa Kita

Mantan Wakil Direktur FBI Andrew McCabe mempertanyakan Rosen dan pejabat tinggi AS lainnya butuh waktu lama untuk berbicara di depan umum, atau mengapa video Rosen diunggah semalam.

Hal itu menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang bagaimana penegakan hukum federal menanggapi serangan massa yang sebagian besar dilakukan oleh kulit putih minggu lalu.

Dibandingkan dengan protes Black Lives Matters yang lebih beragam pada musim panas lalu.

Baca Juga: Kim Yo Jong Geram Parade Militernya Dilacak Korsel: Perilaku Buruk Mereka Peringkat Teratas Dunia

Perwakilan Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez, target media konservatif, mengatakan tentang ketakutan akan nyawanya dalam video Instagram Live pada hari Selasa 12 Januari 2021.

"Saya tidak tahu apakah saya akan bertahan hidup sampai akhir hari itu," ucapnya tanpa memberikan rincian.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler