Sebut Pertahanan AS di Bawah Pengaruh Trump, Biden Ungkap Sulit Dapat Informasi pada Tim Transisi

29 Desember 2020, 11:56 WIB
Presiden AS Joe Biden /Instagram Joebiden/

PR CIREBON – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Senin, 28 Desember 2020 waktu setempat bahwa banyak badan keamanan Amerika berada di bawah pengaruh Donald Trump.

Hal tersebut menyebabkan kurangnya informasi yang diberikan kepada tim transisinya oleh pemerintahan Trump.

"Kami menemui hambatan dari kepemimpinan politik di Departemen Pertahanan dan Kantor Manajemen dan Anggaran," kata Biden setelah pertemuan dengan tim kebijakan luar negerinya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Digitalisasi Distribusi Vaksin Covid-19, Gunakan QR Code hingga Sistem Penomoran KTP

Ia menyebut tindakan tersebut adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

"Saat ini kami tidak mendapatkan semua informasi yang kami butuhkan dari administrasi di bidang keamanan nasional utama. Semua ini, menurut saya, tidak bertanggung jawab," tambahnya.

Setelah Biden mengalahkan Trump dalam pemilihan 3 November, tim Demokrat baru mulai bertemu dengan pejabat pemerintah pada akhir November untuk mengoordinasikan penyerahan.

Baca Juga: Kemendikbud Beri 2 Alternatif Pembelajaran Semester Genap TA 2020-2021, Berikut Informasinya

Trump, dari Partai Republik, telah menolak untuk mengakui kekalahan dan pemerintahannya hanya mengizinkan melakukan kerjasama dengan Biden pada 23 November.

Sementara itu, Biden akan mulai menjabat pada 20 Januari.

Awal bulan ini, tim Biden juga mengatakan bahwa mereka menemui penolakan atas permintaan informasi dari beberapa pejabat Pentagon, nama dari gedung Departemen Pertahanan AS.

Akan tetapi, pihak Pentagon membantah hal tersebut.

Baca Juga: Laporkan Siaran Langsung saat Awal Wabah Menyebar di Wuhan, Jurnalis Tiongkok Dijatuhi Hukum Penjara

Seorang pejabat senior bidang pertahanan pekan lalu mengatakan bahwa Pentagon telah melakukan 163 wawancara dan 181 permintaan informasi dan akan terus memberikan informasi dan pertemuan.

Namun Biden menegaskan kembali kekhawatiran timnya. Ketika dia menjabat, dia akan mewarisi berbagai kebijakan luar negeri dan tantangan keamanan nasional, termasuk Tiongkok, Iran, dan Korea Utara, serta pandemi virus Corona yang berkecamuk di seluruh dunia.

Salah satu tugas terberatnya adalah membangun kembali aliansi AS yang telah rusak di bawah empat tahun agenda ‘America First’ milik Trump.

Baca Juga: Data Pribadi akan Diatur dalam RUU PDP, Mulai Data Kesehatan hingga Pandangan Politik

"Tim saya membutuhkan gambaran yang jelas tentang postur pasukan kami di seluruh dunia dan operasi kami untuk mencegah musuh kami," kata Biden.

"Kami membutuhkan visibilitas penuh terhadap perencanaan anggaran yang sedang berjalan di Departemen Pertahanan dan badan-badan lain untuk menghindari kebingungan atau mengejar ketinggalan yang mungkin coba dieksploitasi oleh musuh,” lanjutnya.

Namun Biden mengatakan timnya, saat mengamankan kerja sama dari beberapa agen federal, telah menemui hambatan dari kepemimpinan politik di Pentagon.

Baca Juga: Diduga Percaya Teori Konspirasi Jaringan 5G, Pelaku Bom di Nashville Disebut Tak Berniat Bunuh Warga

"Dan kenyataannya adalah banyak badan yang penting bagi keamanan telah mengalami kerusakan yang sangat besar. Banyak dari mereka telah dibobol, dalam hal personel, kapasitas, dan moral. Ada proses kebijakan yang telah berhenti berkembang atau telah dikesampingkan hingga menyebabkan putus asa aliansi kita,” pungkasnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler