5 Bencana Alam Paling Parah dan Merugikan Sepanjang Tahun 2020

28 Desember 2020, 09:10 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan. /Vladyslav Dukhin/Pexels
PR CIREBON - Banyak peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2020 di berbagai belahan dunia, termasuk bencana alam.
 
Bencana alam tak hanya terjadi secara natural, ada yang diperparah karena ulah dari kontribusi manusia pada lingkungan tersebut.
 
Dosen ilmu iklim Universitas Melbourne, Dr Andrew King mengatakan, ada bukti bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah berkontribusi pada parahnya beberapa peristiwa cuaca buruk, terutama gelombang panas dan kebakaran hutan.
 
Baca Juga: Tanggapi Dugaan Korupsi Bansos Seret Puan dan Gibran, Neno Warisman: Harus Hati-hati
 
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari News Australia, berikut lima bencana alam yang paling parah dan merugikan di seluruh dunia.
 
1. BADAI, AMERIKA SERIKAT
 
Musim badai Atlantik tahun ini memecahkan rekor, di mana ada 30 badai yang menyebabkan sedikitnya 400 kematian, dengan biaya gabungan sebesar $ US41 miliar.
 
Badai Eta, yang merupakan salah satu dari sembilan badai yang dinamai dari alfabet Yunani, menewaskan 153 orang di Amerika Tengah, sebagian besar di Honduras dan Guatemala.
 
Baca Juga: Naik ke Tahap Penyidikan, Pasien Covid-19 Mesum di Wisma Atlet Bisa Jadi Tersangka
 
Di AS, badai Laura dan Sally menyebabkan kerusakan paling parah. Keduanya mempengaruhi negara bagian Louisiana, yang dilanda oleh lima badai sepanjang musim, membuat rekor baru. 
 
Terjadi peningkatan jumlah badai di cekungan Atlantik sejak 1980 dan setidaknya sembilan dari badai tahun ini mengalami 'intensifikasi cepat', sebuah fenomena di mana siklon tropis memperoleh kecepatan angin tinggi dalam waktu singkat.
 
Perkiraan biaya kerugian: USD41 miliar atau sekitar Rp578 Triliun.
 
Baca Juga: 6 Ramalan Nostradamus di 2021, Mulai Zombie Apocalypse hingga Tentara Ditanam Chip
 
2. BANJIR, TIONGKOK
 
Tiongkok mengalami banjir besar mulai bulan Juni yang berdampak pada lebih dari 35 juta orang, dan menyebabkan sedikitnya 278 orang tewas atau hilang.
 
Beberapa daerah yang terkena dampak paling parah berada di sekitar lembah sungai Yangtze yang padat penduduk, termasuk provinsi Sichuan dan Guizhou, dan kota Chongqing, tempat tinggal lebih dari 30 juta orang.
 
Perkiraan kerugian biaya: USD32 miliar atau sekitar Rp451 Triliun.
 
Baca Juga: Panglima Angkatan Darat Libya Ultimatum Turki, Pergi Secara Damai atau Perang
 
3. KEBAKARAN, AMERIKA SERIKAT
 
Musim kebakaran tahun 2020 antara Juli dan November di pantai barat Amerika Serikat adalah salah satu yang paling merugikan.
 
Lusinan kebakaran hutan di California, Colorado, Arizona, Washington, dan Oregon membakar lebih dari delapan juta hektar lahan.
 
Sekitar setengah dari area yang terbakar berada di dalam perbatasan California, membuat rekor baru untuk negara bagian tersebut. Sedikitnya 42 orang tewas.
 
Baca Juga: Bukan di Aden, Pemerintahan Baru Yaman Dilantik di Saudi
 
Asap dari kebakaran, yang mengandung partikulat dan ozon berbahaya, menyebabkan lonjakan jumlah pasien di rumah sakit di wilayah tersebut. Dan juga mempengaruhi negara bagian tetangga dan Kanada.
 
Suhu di wilayah tersebut telah meningkat selama seabad terakhir dan pada bulan Agustus, ketika titik api mencapai titik paling tinggi, wilayah tersebut mengalami gelombang panas yang memecahkan rekor.
 
Di Death Valley, suhu tercatat 54,4C, yang merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat. Perkiraan biaya kerugian: USD20 Miliar atau sekitar Rp283 Triliun.
 
Baca Juga: Agensi Saling Bantah Rumor Kencan, Tes Psikologis Ravi VIXX di '1 Night 2 Days' Kembali Diungkap
 
4. TOPAN AMPHAN, BENGGALA
 
Dengan kecepatan angin berkelanjutan 270 km/jam, Topan Amphan adalah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat di Teluk Benggala, India, dan juga yang paling merugikan tahun ini.
 
Sedikitnya 128 orang tewas dan topan tersebut juga menyebabkan kerusakan besar di kota-kota seperti Bangladesh, Sri Lanka, dan Bhutan.
 
Beberapa penelitian menemukan kekuatan siklon yang mempengaruhi negara-negara yang berbatasan dengan Samudera Hindia Utara semakin meningkat.
 
Baca Juga: Viral Sebuah Akun YouTube asal Malaysia Unggah Parodi Lagu Indonesia Raya
 
Suasana yang lebih hangat juga dapat mendorong curah hujan yang lebih ekstrim selama siklon yang meningkatkan ancaman banjir.
 
Permukaan laut global telah meningkat sekitar 23cm dan secara dramatis meningkatkan jarak yang dapat dicapai oleh gelombang badai.
 
Perkiraan biaya kerugian: USD13 Miliar atau sekitar Rp184 Triliun.
 
Baca Juga: Viral Aksi Keji Polisi Filipina, Tagar #JusticeforSonyaGregorio Trending di Twitter
 
5. BANJIR, INDIA
 
Curah hujan ekstrim ke India tahun ini, menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menyebabkan sedikitnya 2.067 kematian antara bulan Juni dan Oktober.
 
Di Kerala, satu tanah longsor di perkebunan teh menewaskan 49 orang, dan di Assam, banjir mempengaruhi lebih dari 60.000 warga antara Mei dan Oktober, dengan 149 kematian.
 
Kota Hyderabad, tempat tinggal hampir 10 juta orang, mengalami rekor curah hujan 29,8cm dalam 24 jam. Banjir menenggelamkan mobil dan rumah, menewaskan sedikitnya 50 orang.
 
Baca Juga: Terawang Habib Rizieq Jadi Menteri Agama, Denny Darko: Tidak Mustahil yang Saya Lihat Nanti
 
Tahun 2020 adalah tahun kedua di mana India mengalami curah hujan tinggi yang tidak normal selama musim hujan.
 
Selama 65 tahun terakhir, negara ini telah mengalami peningkatan tiga kali lipat dalam peristiwa hujan ekstrem. Perkiraan biaya kerugian: USD10 Miliar atau sekitar Rp141 Triliun.***
 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: News Australia

Tags

Terkini

Terpopuler