Panglima Angkatan Darat Libya Ultimatum Turki, Pergi Secara Damai atau Perang

- 28 Desember 2020, 07:55 WIB
Bendera Libya. Panglima Libya keluarkan pernyataan perang ke Turki
Bendera Libya. Panglima Libya keluarkan pernyataan perang ke Turki /Pixabay/jorono/

PR CIREBON - Panglima Angkatan Darat Nasional Libya (LNA) Marsekal Khalifa Haftar telah mengeluarkan pernyataan kepada Turki.

Haftar memberikan pilihan kepada Turki untuk meninggalkan negara itu secara damai atau harus melewati jalan perang.

"Konfrontasi yang menentukan antara kedua belah pihak akan segera terjadi," ujarnya dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Middle East Monitor pada Senin, 28 Desember 2020.

Baca Juga: Bukan di Aden, Pemerintahan Baru Yaman Dilantik di Saudi

Dalam sebuah upacara pada Kamis di Benghazi, Komando Umum LNA mengatakan, pada saat peringatan 69 kemerdekaan Libya diumumkan kalau kemerdekaan tidak memiliki nilai.

"Kemerdekaan tidak memiliki nilai, kebebasan tidak ada artinya, tidak ada keamanan, tidak ada kedamaian sementara kaki tentara Turki menodai kesucian tanah kami," ucapnya.

Ia menambahkan, Turki yang disebut sebagai musuh tidak memiliki pilihan lain, antara pergi dengan sukarela dan damai, atau akan dibuat pergi dengan kekuatan senjata dan kemauan kuat.

Baca Juga: Agensi Saling Bantah Rumor Kencan, Tes Psikologis Ravi VIXX di '1 Night 2 Days' Kembali Diungkap

"Era ilusi kolonial Anda telah berakhir, dan Anda harus memilih akan pergi atau berperang," kata Haftar.

Dia juga menyampaikan Turki dan tentara bayarannya akan terus bergerak untuk berperang, dan jika ada peluru pertama yang ditembakkan maka harus bersiap untuk kematian tertentu.

Ditekankan juga, penyerang tidak pernah berhenti untuk mengirimkan tentara bayaran dan segala jenis senjata.

Baca Juga: Viral Sebuah Akun YouTube asal Malaysia Unggah Parodi Lagu Indonesia Raya

Selain itu juga, ia terus menyatakan perang terhadap Libya, menentang keinginan Libya, dan meremehkan nilai-nilai kemanusiaan.

Haftar melanjutkan, perdamaian itu tidak ada selama penjajah masih merajalela di tanah Libya, maka demi mencapai perdamaian akan mengangkat senjata.

"Kami akan berdamai dengan tentara heroik kami yang tidak tahu apa-apa selain kemenangan, dan tentara kami yang mengejar teroris dari Benghazi dan selatan sampai mereka mencapai orang-orang kami di Tripoli," tegasnya.

Baca Juga: Viral Aksi Keji Polisi Filipina, Tagar #JusticeforSonyaGregorio Trending di Twitter

Sementara itu, Komandan Militer telah menyerukan pada para perwira dan prajurit yang heroik, serta semua warga Libya untuk bersiap-siap berperang selama Turki menolak gagasan untuk perdamaian.

Haftar menyimpulkan, konfrontasi antara Turki dan Libya yang akan menentukan masa depan telah muncuk di cakrawala, di saat mereka memantau manuver dan mobilisasi tentara bayaran Turki dan rekrutan mereka yang berdiri di garis depan.

Hal itu juga sebagai ajang perlombaan untuk mengumpulkan senjata dan peralatan serta membangun pangkalan, dan ruang operasi militer.

Baca Juga: Terawang Habib Rizieq Jadi Menteri Agama, Denny Darko: Tidak Mustahil yang Saya Lihat Nanti

Turki adalah pendukung eksternal terbesar Pemerintahan Libya untuk Kesepakatan Nasional (GNA).

Dalam konfrontasinya dengan LNA yang dipimpin oleh Haftar, yang mana Haftar mendapat dukungan dari Mesir.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x