Studi Baru Covid-19: Sindrom ‘Long Covid’ karena Sel Abnormal Bertahan Merusak Paru-paru

- 4 November 2020, 10:38 WIB
Ilustrasi Covid-19 dunia
Ilustrasi Covid-19 dunia /Pixabay/

PR CIREBON – Penelitian baru terhadap paru-paru orang yang meninggal karena Covid-19 telah menemukan adanya kerusakan paru-paru yang terus-menerus dan ekstensif dalam banyak kasus.

Hal ini dapat membantu dokter memahami apa yang ada di balik sindrom yang dikenal sebagai ‘Long Covid’, di mana pasien menderita gejala yang berkelanjutan selama berbulan-bulan.

Para ilmuwan yang memimpin penelitian mengatakan mereka juga menemukan beberapa karakteristik unik virus penyebab Covid-19, yang mungkin menjelaskan mengapa hal itu dapat menyebabkan kerusakan demikian.

Baca Juga: Pengamat: Bisakah Donald Trump Menolak Menerima Kekalahan dalam Pemilihan Presiden AS?

"Penemuan ini menunjukkan bahwa Covid-19 bukan hanya penyakit yang disebabkan oleh kematian sel yang terinfeksi virus, tetapi kemungkinan merupakan konsekuensi dari sel-sel abnormal yang bertahan lama di dalam paru-paru," kata Mauro Giacca, seorang profesor di King's College, London, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Tim peneliti menganalisis sampel jaringan dari paru-paru, jantung, hati, dan ginjal dari 41 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Trieste Italia antara Februari dan April 2020.

Dalam sebuah wawancara telepon, Giacca mengatakan bahwa meskipun tim peneliti tidak menemukan tanda-tanda infeksi virus atau peradangan berkepanjangan pada organ lain, mereka menemukan kerusakan yang sangat besar pada arsitektur paru-paru, dengan jaringan sehat yang hampir seluruhnya digantikan oleh bekas luka.

Baca Juga: Siap-siap 9 November 2020 Habib Rizieq Shihab Pulang ke Indonesia, Diklaim Tanpa Over Stay

"Bisa dibayangkan dengan sangat baik bahwa salah satu alasan mengapa ada kasus Covid yang berkepanjangan adalah karena kerusakan parah pada jaringan paru-paru," katanya.

"Bahkan jika seseorang sembuh dari Covid, kerusakan yang ditimbulkan bisa sangat besar," tambahnya.

Bukti yang berkembang dari seluruh dunia menunjukkan bahwa sebagian kecil orang yang pernah menderita Covid-19 dan pulih dari infeksi awal dapat mengalami berbagai gejala yang sedang berlangsung termasuk kelelahan, kabut otak, dan sesak napas.

Kondisi tersebut sering disebut dengan ‘Long Covid’.

Baca Juga: Polisi Belum Puas Meski Sudah Tangkap Tiga Pelaku Begal Bekasi, Otak Kejahatan Masih Buron

Giacca mengatakan hampir 90 persen dari 41 pasien memiliki beberapa karakteristik unik untuk Covid-19 dibandingkan dengan bentuk pneumonia lainnya.

Salah satunya adalah bahwa pasien mengalami pembekuan darah yang ekstensif di arteri dan vena paru-paru. Yang lainnya adalah bahwa beberapa sel paru-paru berukuran besar secara tidak normal dan memiliki banyak inti.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet eBioMedicine itu juga menemukan virus itu sendiri masih ada di banyak jenis sel.

“Kehadiran sel-sel yang terinfeksi ini dapat menyebabkan perubahan struktural utama yang diamati di paru-paru, yang dapat bertahan selama beberapa minggu atau bulan dan akhirnya dapat menjelaskan ‘Long Covid,” kata Giacca.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah