Tidur Ternyata Mampu 'Membersihkan' Otak, Salah Satunya Turunkan Risiko Demensia

- 26 Agustus 2020, 20:55 WIB
Ilustrasi tidur
Ilustrasi tidur /Pixabay

Tanpa tidur yang cukup, otak kita tidak dapat secara efektif membersihkan protein prekursor ini, di mana penumpukkan protein ini menaikkan risiko demensia yang lebih tinggi karena neuron yang rusak.

Dr. Alon Y. Avidan , MPH yang merupakan direktur Pusat Gangguan Tidur UCLA dan profesor di departemen neurologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, menyebutkan bahwa saat kita tidur, sistem glimfatik kita bekerja penuh untuk membersihkan protein, racun, dan produk limbah.

“Tidur yang buruk membuat sistem glymphatic kurang efisien. Protein ini beracun bagi sel, ke neuron, dan penumpukannya dapat menyebabkan peradangan dan degenerasi neuron di otak yang seiring waktu dapat menyebabkan demensia Alzheimer," kata Avidan.

Baca Juga: Mahfud MD Selalu Apologi Tiap Muncul Kasus Hukum Baru, Rocky Gerung: Jurus Hindari Cibiran Publik

“Sekarang, kami tidak dapat mengatakan bahwa jika Anda tidur 4 jam semalam bahwa dalam 20 tahun Anda akan mengembangkan demensia Alzheimer,” tambahnya.

Asosiasi Alzheimer setuju bahwa masih terlalu dini untuk menentukan hubungan sebab akibat tersebut.

“Bukti menunjukkan bahwa gangguan tidur - seperti sleep apnea atau gangguan pola tidur - dapat meningkatkan risiko Alzheimer dan demensia di kemudian hari, atau bahkan mungkin menjadi tanda awal penyakit ini,” kata Heather Snyder , PhD, wakil presiden Asosiasi Alzheimer.

Baca Juga: Ketua KPK Diminta Mundur Bila Terbukti Pelanggaran Kode Etik, Firli: Kita Ikuti Saja, Mohon Maaf

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antar tidur dan demensia, seperti perubahan otak yang disebabkan oleh penyakit menyebabkan gangguan tidur, atau perubahan pola tidur yang meningkatkan risiko demensia.

Snyder mengatakan Asosiasi Alzheimer telah mendanai para peneliti yang melakukan pekerjaan di bidang ini, termasuk Dr. Andrew Varga , seorang ahli saraf dan dokter di Pusat Tidur Integratif Mount Sinai di New York.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x