SABACIREBON-Ketika zaman banyak memberikan pilihan, kesempatan dan ragam tawaran yang begitu luas, bagaimana kita harus bersikap ?.
Ketika dunia membuka banyak kemungkinan dan ketika keinginan terbentang luas, bagaimana kita harus bersikap atas tawaran tersebut?.
Apakah kita kokoh dengan pilihan kita, apakah kita konsisten pada apa yang kita jalani dan menutup mata atas pilihan itu?.
Baca Juga: Turnamen Pramusim Akan Segera di Gelar, PSSI: Pertengahan Juni
Konsisten dan kesetiaan tampaknya menjadi kata "sakral". Setia, jadi kata yang sulit untuk diwujukan, dijalani dan dimaknai. Tidak banyak orang yang bisa bersikap seperti itu dan tidak banyak orang yang mampu menjalani. Tidak banyak orang yang bisa bertahan melawan bentrokan egonya atas perilaku kesetiaan.
Hal inilah yang dibantah oleh Eko Pratomo Suyatno. Milliarder dari industri keuangan, reksadana dan investasi. Ia memaknai kata sakral setia itu. Ia buktikan kesetiaan bisa dijalani dalam kesehariaan. Ia lihatkan kesetian tidak luntur dari pilihan yang terbentang dengan luas. Dan ia, persembahkan kesetian itu, bagi istrinya, seorang wanita lumpuh yang telah menghadiahinya 4 anak. Bertahun-tahun ia rawat istrinya, ia mandikan, ia ladeni dan ia jadikan perhiasan "qolbu" nya. Kisah inspiratifnya dapat menjadi tauladan bagi siapapun.
SabaCirebon mencoba mengangkatnya, walaupun kisah ini sudah agak lama, tapi makna dari kisah ini tidak pernah pudar: di sadur seutuhnya dari WA yang kami terima.
Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang tokoh di balik kemajuan industri reksadana di Indonesia sekarang ini, juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Ia tergolong miliader.