Pakar Komunikasi Ungkap Fakta Tentang Informasi Covid-19 Lebih Menakutkan Ketimbang Penyakitnya

- 2 Juni 2020, 13:57 WIB
Ilustrasi pandemi virus corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay

PR CIREBON – Banyak sekali ketakutan yang dirasakan saat hidup di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Banyak informasi bermunculan di media yang kerap kali membuat segelintir masyarakat merasa tidak nyaman atau lebih kepada ketakutan yang terjadi.

Tidak sedikit informasi Covid-19 ini menakutkan masyarakat, lantaran menyajikan hal-hal yang bersifat negatif.

Baca Juga: Cek Fakta: Teten Masduki Sebut Kantor Kepresidenan Sering Dipakai Rapat PKI, Begini Penjelasannya

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, maka tidak heran jika disebutkan informasi Covid-19 yang beredar saat ini lebih menakutkan masyarakat daripada penyakit itu sendiri.

Hal tersebut diungkapkan oleh pakar komunikasi dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, Profesor Doktor Alo Liliweri.

"Saat ini saya melihat bermunculan orang yang lebih takut informasi mengenai Covid-19 daripada virus itu sendiri," katanya

Ia mengatakan, informasi tentang pandemi Covid-19 saat ini terlalu banyak masuk ke setiap kepala orang, dan bisa dengan mudah diakses dari media, baik online maupun berbagai jejaring media sosial lainnya.

Baca Juga: Langgar Karantina hingga Bergejala Mirip Corona, Tentara Korea Utara Juga Harus Terima Hukuman Berat

Hal itu, lanjut dia, yang membuat orang pada titik kebingungan untuk memastikan mana yang benar dan palsu.

"Secara teori, dalam keadaan kebingungan seperti sekarang, orang mulai mencari media alternatif yang bisa lebih dipercaya karena dari berbagai informasi yang masuk membuat orang sulit membedakan mana yang benar, mana yang salah atau palsu," katanya.

Dosen Pascasarjana Undana Kupang juga mengatakan, disaat kondisi seperti ini media perlu menghadirkan produk pemberitaan yang menyejukkan terkait dengan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Rezim Jokowi Cabut TAP MPR Larangan Ajaran Komunisme, Simak Klarifikasinya

Mengapa demikian, terangnya karena hal itu penting sebba media menjadi arus utama. Media daring bisa mengontrol dirinya dibandingkan dengan jejaring media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan lainnya.

Oleh karena itu, katanya, konten pemberitaan perlu diarahkan agar orang bisa merasa senang, bukan senang karena virusnya, tetapi bisa membayangkan masa depan karena merasa tidak binasa karena virus.

Baca Juga: Gunakan Hubungan Bilateral, AS Paksa Indonesia Pilih Pesawat Tempur F-15 daripada Sukhoi Su-35

"Ini penting karena saat ini melalui media sosial, orang-orang sudah tahu berapa orang yang kesulitan makan, yang dipecat dari pekerjaan, yang mengganggur, dan lainnya," katanya.

Alo Liliweri mengharapkan dalam kondisi seperti ini, media massa mampu hadir memberikan harapan positif tentang seperti apa kehidupan setelah pandemi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x