Kajian Ramadhan: Kisah Salman Al Farisi, Rela Jadi Budak hingga Menangis di Depan Rasul

- 26 April 2020, 03:00 WIB
Ilustrasi Kesabarah Salman Al-Farisi dalam mencari kebenaran agama dan Tuhan.
Ilustrasi Kesabarah Salman Al-Farisi dalam mencari kebenaran agama dan Tuhan. //*gagasonline

PIKIRAN RAKYAT- Perjalanan Salman Al-Farisi dalam mencari kebenaran Tuhan sungguh panjang dan berliku.

Ia sempat dikecam dan dipasung oleh sang ayah ketika bercerita tentang ibadah salat yang ia lihat dibalik gereja.

Salman tertarik dan meminta sang ayah memberinya izin untuk berkelana ke Negeri Syam. Disebutnya, Syam adalah asal agama yang lebih baik dari agama nenek moyangnya, yaitu Majusi (penyembah api).

Baca Juga: Puasa 'di Rumah Aja', Instagram Luncurkan AR Filter dan Ngabuburit Selama Ramadhan

"Saya berkata (kepada diriku), sungguh, agama ini lebih baik daripada agama kami. Saya tidak meninggalkan mereka sampai matahari terbenam. Saya tidak pergi ke tanah ayahku," ujar Salman seperti yang diceritakan Ustaz Khalid Basalamah.

Namun, sang ayah menegaskan, tidak ada kebaikan pada agama Nasrani. Sang ayah bersikeras bahwa agama Majusi adalah agama nenek moyangnya yang lebih baik.

Dengan berbekal tekad yang kuat dan niat yang suci, Salman memutuskan untuk meninggalkan sang ayah dan memulai pencarian kebenaran agama.

Baca Juga: Bupati Cirebon Pantau Enam Titik Posko Check Point, Pemudik Siap-siap Diperiksa

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Youtube Khalid Basalamah Official yang berjudul Kisah Sahabat Nabi Ke-43: Salman Al-Farisi, Salman dikatakan menceritakan kisahnya kepada seorang sahabat sekaligus keluarga dekat Nabi Muhammad saw yang bernama Abdullah bin Abbas.

Sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah SAW, karena saat itu Rasul begitu menyukai kisah Salman. Abdullah bin Abbas atau yang akrab disebut Ibnu Abbas kemudian menceritakan kisah seorang Salman dalam perjalanan mencari kebernaran Tuhan kepada yang lain.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Polsek Gunung Jati Imbau Warga Hindari Kerumunan

Salman Al-Farisi mendapat wasiat terakhir yang merujuk pada Nabi Muhammad SAW

Usai Salman ditinggalkan laki-laki asal Amuriyah, sosok yang diikutinya untuk belajar agama dan mencari kebenaran Tuhan, ia sempat merasa kebingungan.

Berbeda dengan beberapa tokoh alim yang telah diikuti Salman sebelumnya, lelaki asal Amuriyah ini tak meninggalkan wasiat secara mendetail kepada siapa setelah ini ia hendak belajar dan mengabdikan diri.

Baca Juga: Berikut Alasan Badan Terasa Pegal dan Nyeri Saat Menjelang Menstruasi

"Wahai anakku! Saya tidak mengenal seorang pun yang berpegang pada perkara agama yang sama dengan kita.

"Namun, seorang Nabi akan datang pada masa kehidupanmu, dan Nabi ini berada pada agama yang sama dengan agama Ibrahim," ujar lelaki asal Amuryah itu.

Meski lelaki tersebut tidak secara gamblang menyebut nama Nabi yang harus ditemui Salman, namun ia menyebutkan ciri-ciri dan sifat yang dimiliki oleh penganut agama Ibrahim itu.

Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Penuntasan Zakat Fitrah dan Infaq di Tengah Wabah Virus Corona

Dikatakannya, laki-laki itu akan datang ke negeri Arab dan hijrah ke dua wilayah yang dipenuhi oleh batu-batu hitam (seolah telah terbakar api). Ada pohon-pohon kurma tersebar di tengah-tengah kedua tanah ini.

Kemudian, ia dapat dikenali dengan tanda-tanda tertentu. Dia akan menerima dan makan hanya dari makanan yang diberikan sebagai hadiah, tetapi tidak akan makan dari sedekah. Tanda atau stempel kenabian akan berada di pundaknya.

Baca Juga: Ratusan Benda Diduga Mortir Zaman Perang Ditemukan Pekerja Tambang di Palimanan

Salman Al-Farisi dijual dan menjadi budak

Berbekal wasiat tersebut, Salman lantas meminta pedagang dari Bani Kalb untuk membawanya ke negeri Arab dan sebagai gantinya ia akan memberikan sapi-sapi dan kambing miliknya.

Namun Salman tertipu, belum sampai ke tujuan, ia diturunkan di Wadi Al-Qura (dekat Madinah),  kemudian ia dijual sebagai budak  kepada seorang Yahudi yang kejam.

Baca Juga: Kenali 5 Zodiak yang Membutuhkan Waktu Luang Pribadi dalam Hubungan Mereka

Tak hanya dijual sekali sebagai budak, ketika sepupu majikan Salman dari suku Yahudi Bani Quraidha di Madinah datang berkunjung, ia memutuskan untuk membeli Salman dari saudaranya itu.

Majikan baru Salman membawanya ke Madinah, tepat saat Rasulullah saw juga hendak hijrah ke kota suci di Arab tersebut.

Baca Juga: Gunakan Jasa Ojek Online, Polsek Mundu Cirebon Kirim Sembako ke Rumah Warga

Pertemuan Salman dan Nabi Muhammad saw semakin dekat

Suatu hari, ketika Salman tengah berada diatas pohon kurma, ia tak sengaja mendengar percakapan antara majikan dan sepupunya terkait kedatangan seorang laki-laki yang mengaku Nabi dari Makkah.

"Celaka Bani Qilah (orang-orang dari suku Qilah), mereka berkumpul di Quba dengan seorang laki-laki yang datang hari ini dari Makah mengatakan (dirinya sebagai) seorang Nabi!," ujar Salman kepada Ibnu Abbas ketika menceritakan pembicaraan yang berhasil ia tangkap dari majikannya itu.

Baca Juga: Berikut 5 Asupan Makanan Saat Sahur untuk Cegah Bau Mulut saat Berpuasa

Seperti lepas kontrol, Salman mengungkapkan bahwa ia merasa tubuhnya bergetar hebat ketika mendengar hal itu.

Hingga ia sempat khawatir terjatuh dari atas pohon dan menipa sang majikan. Kemudian Salman bergegas turun dan bertanya pada majikannya tersebut.

"Saya turun dan berkata, Apa yang engkau katakan? Apa yang engkau katakan? Majikanku menjadi marah dan memukulku dengan pukulan yang kuat seraya berkata, Apa urusanmu mengenai ini? Pergi dan kerjakanlah pekerjaanmu!," terang Salman kepada Ibnu Abbas.

Baca Juga: Kajian Ramadhan: Kisah Salman Al-Farisi, Tinggalkan Ayah Demi Mencari Kebenaran Tuhan

Berbekal wasiat, Salman mencoba memastikan lelaki itu adalah Nabi yang harus diikutinya, pria tangguh dan cerdas itu menemui nabi sebanyak tiga kali untuk mencari kebenaran.

Pertemuan pertama Salman dan Nabi Muhammad SAW dengan membawa sedekah

Pada malam itu, Salman pergi menemui lelaki yang disebut-sebut sang majikannya tadi.

Saat bertemu di Quba, Salman memberikan apa yang ia simpan sebagai sedekah. Salman pun menawarkannya kepada Muhammad SAW.

Baca Juga: Ketahui 5 Pilihan Menu Sahur Supaya Bebas Dehidrasi Saat Jalani Puasa Ramadhan

Rasulullah berkata kepada para sahabatnya untuk memakannya. Namun, beliau sendiri tidak memakannya. Saat itulah, Salman merasa yakin bahwa Rasulullah adalah sosok Nabi yang dimaksud.

Karena disebutkan, bahwa Rasul SAW tidak memakan makanan yang diperuntukan sebagai sedekah.

Pertemuan kedua Salman dan Nabi Muhammad SAW dengan membawa hadiah

Salman kemudian mendatangi Nabi kembali dan membawa hadiah untuknya di Madinah. Ia mengatakan kepada Nabi, bahwa dirinya tidak melihat Nabi memakan makanan dari sedekah.

Baca Juga: Check Point di Cirebon, Petugas Semprotkan Cairan Disinfektan dan Cek Suhu Tubuh Pemudik

Karena itu, ia meminta Nabi memakan hadiah darinya. Nabi lantas memakannya dan memerintahkan para sahabatnya untuk melakukannya juga. Saat itulah, ia melihat ada dua tanda kenabian pada diri Rasulullah.

Pertemuan ketiga Salman dan Nabi Muhammad SAW dengan menelisik stempel kenabian di punggungya

Pada pertemuan ketiga, Salman datang ke Baqi'ul Gharqad (tempat pemakaman para sahabat Nabi). Yang mana, saat itu Nabi tengah menghadiri pemakaman salah seorang sahabatnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Kota Serang Berlakukan PSBB Mulai 23 April 2020, Simak Faktanya

Saat itu, Salman menyapanya dengan sapaan Islam 'Assalamu'alaikum', dan kemudian berputar ke belakangnya untuk melihat stempel kenabian yang sebelumnya digambarkan dalam wasiat lelaki itu kepadanya.

Belum selesai, beliau mengetahui bahwa ia tengah berusaha membuktikkan sesuatu yang digambarkan kepadanya. Beliau melepaskan kain dari punggungnya dan membiarkan ia melihat stempel itu.

Baca Juga: Nostalgia Generasi 90-an, Sailor Moon Tayang Gratis di YouTube untuk Temani 'di Rumah Aja'

"Saya mengenalinya. Saya membungkuk dan menciumnya lalu menangis. Rasulullah memerintahkanku untuk berbalik dan berbicara kepadanya. Saya menceritakan kisahku,

"Beliau sangat menyukainya sehingga memintaku menceritakan seluruh kisahku kepada para sahabatnya," terang Salman kepada Ibnu Abbas.

Baca Juga: Terhambat Sarana Belajar Online, Saini Rela Keliling Datangi Rumah Murid Tuk Berikan Ilmu

Kisah selanjutnya akan dirangkum Tim PikiranRakyat-Cirebon.com menjadi poin-poin seperti diatas, supaya memudahkan bagi pembaca dalam mencerna setiap kisah panjang pencarian Tuhan dari sosok inspiratif Salman Al-Farisi.

 ***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Khalid Basalamah Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x