PR CIREBON - Siapa yang tak kenal makanan yang dibuat dari bahan kedelai seperti tahu?
Jika Anda menyukai makanan tahu, Anda harus berhati-hati apabila terlalu sering mengonsumsi makanan tersebut.
Hal tersebut dikarenakan, terlalu sering mengonsumsi tahu akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
Salah satu gangguan kesehatan yang diakibatkan karena seringnya mengonsumsi tahu adalah penyakit asam urat.
Sebetulnya, tahu memiliki kandungan zat besi, protein, dan kalsium yang bermanfaat bagi tubuh.
Berikut ini tiga gangguan kesehatan yang timbul akibat terlalu sering mengonsumsi tahu, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Healthline.
1. Gangguan ginjal
Terlalu sering makan tahu biasanya jarang disadari banyak orang, hal itu dikarenakan tahu merupakan salah satu produk makanan yang diproduksi dari modifikasi kedelai secara genetis.
Dalam proses pembuatannya, tidak dipungkiri pembuat tahu ingin mendapatkan rasa dan tekstur yang berbeda dari kedelai asli, sehingga tak jarang banyak pembuat tahu yang menggunakan bahan kimia.
Baca Juga: Lirik Lagu I Want U Around - Yugyeom GOT7 feat DeVita, Beserta Terjemahan Bahasa Indonesia
Dikarenakan agar tahu yang diproduksi bisa lebih terlihat menarik, sehingga hal itu bisa menyebabkan risiko terkena penyakit ginjal
2. Asam Urat
Tahu dikenal sebagai salah satu makanan yang memiliki sumber protein yang sangat berkualitas tinggi, namun jika tahu dikonsumsi secara berlebihan ternyata bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Baca Juga: Negara-negara Anggota NATO Sebut Khawatirkan Pengaruh Tiongkok: Kita Perlu Mengatasi Tantangan Itu
Ahli nutrisi asal Bangalore yaitu Dr. Anju Sood, mengungkapkan bahwa tahu merupakan salah satu makanan yang menjadi sumber protein yang baik, akan tetapi terdapat juga protein keras.
3. Meningkatkan risiko kanker
Jarang diketahui ternyata terlalu sering makan tahu bisa meningkatkan risiko kanker.
Hal tersebut diakibatkan karena bahan pengawet yang ada pada tahu yang merupakan zat yang berbahaya dan dapat mengganggu kesehatan hormonal manusia yang dapat meningkatkan risiko penyakit kanker.***