PR CIREBON — Salah satu sifat buruk manusia adalah senang bicara susah mendengar. Sebagian besar kita lebih senang untuk diperhatikan daripada memperhatikan. Namun ironis, persoalan itu lazim dijumpai di dalam pergaulan sehari-hari.
Quotes Ramadhan hari ke-19 puasa, Sabtu 1 Mei 2021 / 19 Ramadhan 1442 Hijriah, memaparkan tentang ‘Seni Berkomunikasi ala Rasul’, dengan menukil ruang inspirasi Dosen Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Didi Junaedi, MA.
Sangat sering sekali kita jumpai di dalam pergaulan sehari-hari, orang-orang yang selalu ingin mendominasi pembicaraan, seolah-olah hanya ucapan serta kata-katanya merekalah yang paling penting.
Baca Juga: Prediksi Shio Harian, 1 Mei 2021: Peruntungan Shio Monyet, Ayam Jago, Anjing, dan Babi, Harus Tenang
Sedangkan, apa yang dibicarakan orang lain dianggap tidak penting. Mereka ini, orang-orang yang selalu mendominasi dalam percakapan biasanya suka memotong pembicaraan lawan bicaranya.
Golongan orang seperti ini, senangnya hanya berbicara sekehendaknya, tetapi susah mendengar.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bagaimana sikap terbaik ketika berbicara dengan orang lain.
Baca Juga: Prediksi Shio Harian, 1 Mei 2021: Shio Naga, Ular, Kuda, dan Kambing, Selami Hobi Bawa Hoki
Dalam banyak riwayat disebutkan, bahwa ketika berbicara dengan orang lain, Rasulullah SAW tidak pernah mendominasi pembicaraan, bahkan beliau lebih sering mendengar penuh perhatian dengan menatap mata orang lawan bicaranya.
Rasulullah SAW tidak pernah memotong pembicaraan. Namun, dirinya benar-benar mendengarkan dengan seksama apa yang menjadi pembicaraan lawan bicaranya hingga ia menyelesaikan ucapannya.
Ada keteladanan yang amat mulia dicontohan oleh Rasulullah SAW. Meski dalam sejumlah riwayat hadis shahih disebutkan bahwa beliau memiliki suara yang indah dan merdu ketika melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Baca Juga: Ramalan Pembacaan Kartu Tarot Bulanan Mei 2021, Libra Dalam Mode Krisis, Scorpio Membawa Perubahan
Tetapi, Rasulullah SAW sering meminta sahabat-sahabat beliau yang memiliki suara merdu untuk membacakan Al-Qur’an di hadapan beliau. Seperti di riwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah Ibn Mas’ud r.a.:
Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Bacakanlah kepadaku al-Qur’an.” Ibnu Mas’ud berkata: Aku katakan, “Wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu sementara ia diturunkan kepadamu?.”
Lalu beliau menjawab, “Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku.” Maka aku pun membacakan surat an-Nisaa’ ketika sampai pada ayat [yang artinya], “Bagaimanakah jika [pada hari kiamat nanti] Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, dan Kami datangkan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’: 41).
Baca Juga: Jurnalis TV India Rohit Sardana Meninggal Dunia Terkonfirmasi Positif Covid-19
“Aku angkat kepalaku, atau ada seseorang dari samping yang memegangku sehingga aku pun mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat air mata beliau mengalir.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW sering meminta Abu Musa Al-Asy’ari yang juga memiliki suara merdu, bahkan Rasulullah SAW pernah menyebutnya sebagai ‘pemilik’ salah satu seruling Nabi Daud AS, untuk membacakan Al-Qur’an di hadapan Rasulullah SAW.
Beberapa keterangan riwayat hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah sosok yang tidak sekadar senang berbicara, tetapi juga senang mendengar.
Ya, Rasulullah SAW adalah orang yang selalu memberikan perhatian penuh kepada orang lain, bukan seorang yang egois. Beliau memiliki sikap empati serta kepekaan yang sangat tinggi. Sehingga para sahabat beliau sangat nyaman berada di sisi beliau.
Baca Juga: Ambil Segera Hadiahmu dari Moonton! Kode Redeem Mobile Legends (ML) Hari Sabtu, 1 Mei 2021
Dengan sikap demikian, maka setiap orang yang berbicara dengan Rasulullah Saw. merasa bahwa dia merasa benar-benar diperhatikan oleh Rasulullah SAW.
Demikian juga seharusnya sikap kita terhadap orang lain yang tengah berbicara dengan kita. Harus diperhatikan secara baik benar kata-katanya, jangan palingkan tatapan mata, jangan potong pembicaraannya.
Hanya dengan cara seperti inilah komunikasi akan berjalan dengan baik. Walhasil, pergaulan pun akan terasa menyenangkan.***