PR CIREBON — Ikhlas merupakan kesucian tujuan mendekatkan di kepada Allah SWT. Tanpa ikhlas, kadar iman sekuat apa pun di dalam lubuk hati, pun meski berbekal ilmu tinggi, atau banyaknya amal, bisa saja sirna tanpa bekas, jika tidak dihiasi dengan sikap ikhlas dalam diri.
Quotes Ramadhan hari ke-18 puasa, Jumat 30 April 2021 / 18 Ramadhan 1442 Hijriah, menerangkan makna ikhlas dalam ungkapan Jawa, “sepi ing pamrih, rame ing gawe”, dengan menukil ruang inspirasi Dosen Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Didi Junaedi, MA.
“Inti amal dan penentu diterima-tidaknya suatu amal di sisi Allah adalah ketulusan niat pelakunya atau sering disebut dengan ikhlas. Amal tanpa ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa, pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa garis keturunan, dan benih yang tidak tumbuh.” (Syekh Abu Thalib al-Makki)
Baca Juga: Rusia Tertawakan Klaim Amerika Serikat untuk Memimpin Seluruh Dunia: Sisa Dekade Terakhir
Menurunya, kunci ibadah dalam seluruh aktivitas hidup manusia yang diorientasikan kepada Allah SWT, tentunya akan bernilai dan bermakna hanya di hadapan-Nya, bila dilandasi ketulusan hati dan keikhlasan jiwa.
Ikhlas dalam pengertiannya yang umum adalah melakukan segala aktivitas (amal) ibadah tanpa pamrih, tidak berharap apa-apa selain ridha Allah SWT. Dalam beribadah, konsentrasi hanya tertuju kepada Allah semata, tidak yang lainnya.
Adapun tolak ukurnya adalah niat yang tulus dari sebelum, selama, dan sesudah beramal. Konsistensi ketulusan niat harus melingkupi ketiga aspek itu, jangan hanya salah satunya saja.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Kartu Tarot Jumat 30 April 2021: Leo Stop Batasi Diri hingga Scorpio Jangan Putus Asa
Seperti dalam falsafah Jawa, istilah “sepi ing pamrih rame ing gawe”, yang mengandung siratan makna dalam.