Ngeri..! Mulai Sekarang Hentikan Pemakaian Krim Pemutih Bermerkuri, Bisa Rusak Kulit Hingga Organ Tubuh

14 Juli 2022, 20:55 WIB
Ngeri..! Mulai Sekarang Hentikan Pemakaian Krim Pemutih Bermerkuri, Bisa Rusak Kulit Hingga Organ Tubuh/antara /

SABACIREBON-Saat ini begitu banyak ragam krim kulit di pasaran. Namun jika tidak berhati-hati, misalnya karena krim ternyata mengandung merkuri, itu justru sangat membahayakan.

Hal tersebut diungkapkan
Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Listya Paramita, Sp. KK dalam acara Advance Training Duta program BPOM yang diikuti secara virtual, Kamis 14 Juli 2022.

Pada awalnya gejala atau sejumlah tanda-tanda kerusakan kulit akan muncul. Penyebabnya ini bisa terjadi akibat penggunaan terus menerus krim dengan kandungan merkuri secara terus menerus.

Baca Juga: Ronaldo Kwateh Sakit, Terpaksa Hidungnya Dioperasi, Begini Kata Ketum PSSI

"Tanda-tanda yang muncul tidaklah spesifik namun terkadang tanda-tanda kerusakan itu kerap diabaikan dan dianggap sebagai proses wajar atau proses yang perlu dilalui konsumen menuju perubahan ke kulit putih," ujar dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Ia menyebutkan, ada beberapa reaksi yang mungkin akan muncul akibat penggunaan krim yang mengandung merkuri ini.

Di antaranya, kulit kering, kasar, kelupas, kemerahan, rasa terbakar, kadang gatal, kadang panas. Bahkan kulit tiba-tiba jauh lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari langsung.

Baca Juga: AKBP Raden Brotoseno akhirnya Diberhentikan dengan Tidak Hormat (PTDH)

“Mereka (konsumen) mengerti ada tanda-tanda yang tidak beres. Tapi ketika ditanyakan ke penjualnya, dijawab dengan, ‘Tidak apa-apa, proses untuk jadi putih harus melalui seperti itu dulu’,” kata Listya.

Listya menegaskan bahwa kandungan bahan merkuri pada kosmetik sudah dilarang keras oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Namun, ia mencatat bahwa produk-produk kosmetik ilegal masih beredar di pasaran, seperti melalui marketplace.

Baca Juga: Sabacirebon Buka Lowongan Kerja Content Creator Bidang Jurnalistik, Ini Syaratnya!

“Ketika seseorang menggunakan produk-produk ilegal dan tidak ada izin edar BPOM-nya, risikonya besar. Terutama adalah kerusakan kulit di kemudian hari. Jadi memang efeknya jangka panjang,” ujarnya.

Listya menjelaskan bahwa merkuri memang dapat memberikan efek putih instan, namun perlu dicatat bahan tersebut menimbulkan kerusakan jangka panjang.

Efek putih instan itu terjadi karena adanya pengelupasan pada lapisan epidermis kulit yang disebabkan oleh senyawa merkuri klorida.

Baca Juga: Tiga Ganda Putra Melaju ke Perempat Final Singapore Open

Kemudian senyawa merkuri amino klorida juga akan inaktivasi enzim sulfhidril mercatan di dalam kulit yang ikut menghambat enzim tyrosinase dan berujung pada penghambatan pembentukan melanin.

Apabila penggunaan kosmetik bermerkuri tetap dilanjutkan, lanjut Listya, maka lama-kelamaan akan timbul kerusakan kulit seperti dermatitis, hipo/hiperpigmentasi, baboon syndrome, erythema persisten, hingga gangguan sistemik.

“Ketika digunakan jangka panjang, maka kerusakan atau gangguan itu tidak hanya (terjadi secara) lokal di kulit tetapi bisa sistemik, artinya terserap lebih dalam ke pembuluh darah, merusak organ-organ yang lain,” katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik 754 Calon Perwira Remaja TNI dan Kepolisian, Ini Rincian Jumlahnya

Gangguan sistemik yang dapat muncul antara lain kerusakan ginjal, kerusakan saluran pencernaan, kerusakan bagian otak, hingga gangguan perkembangan janin apabila kosmetik bermerkuri digunakan pada ibu hamil.

Listya mengatakan keparahan dari efek samping merkuri memiliki tingkatan yang berbeda-beda, bergantung pada konsentrasi, durasi, serta frekuensi penggunaan merkuri pada kulit.

Proses penyembuhan dan pemulihan pasien bisa memakan waktu lama serta biaya yang tidak sedikit.

Baca Juga: Dari Sengketa Merek MS Glow dan PS Glow, Pengadilan Niaga Medan Perintahkan Kemenkumham RI Coret PS Glow

Menurut Listya, pengobatan pada pasien bersifat individual atau ditangani secara kasus per kasus mengingat reaksi dan kondisi kerusakan dapat berbeda antara satu penderita dengan penderita lainnya.

“Kalau gangguannya terbatas pada kulit, biasanya akan ditangani oleh dokter spesialis kulit. Tapi kalau ada gangguan sistemik yang melibatkan organ-organ lain, biasanya akan dirawat bersama dokter spesialis yang lain,” katanya.

Baca Juga: Pengadilan Niaga Surabaya Menangkan PS Glow atas MS Glow

Walau pasien bisa mendapatkan perawatan, Listya mengatakan bahwa kerusakan kulit akibat merkuri tidak bisa pulih 100 persen atau sangat sulit untuk diatasi.

“Jadi lebih baik dicegah dan jangan gunakan krim-krim bermerkuri karena jelas sudah terbukti berbahaya,” pungkasnya.***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler