Ahli dan Peneliti Kompak Ungkap Risiko Penularan Covid-19 Lewat Berbicara

27 Mei 2020, 17:15 WIB
Ilustrasi mengobrol dengan orang baru.* /Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Virus corona baru atau SARS CoV-2 memang benar menyebar, terutama melalui kontak orang-ke-orang melalui tetesan air atau droplet dari orang yang terinfeksi ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara.

Ketimbang batuk dan bersin yang jelas menunjukkan seseorang sakit, sekedar berbicara tampaknya tidak terlalu mencurigakan. Namun, secara sederhana berbicara bisa menyebarkan virus.

Baca Juga: Jika Mal Ingin Buka Awal Juni, Berikut SOP yang Harus Dipenuhi Pengelola

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, dalam korespondensi baru New England Journal of Medicine, peneliti dari National Institutes of Health dan Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania menulis, berbicara menghasilkan tetesan air atau droplet yang bervariasi dalam ukuran.

Droplet yang lebih besar menimbulkan risiko lebih kecil, karena jatuh dengan cepat ke tanah. Sementara droplet yang lebih kecil dapat mengalami dehidrasi dan bertahan di udara seperti aerosol.

Baca Juga: Unggah Foto Sang Cucu di Facebook, Seorang Nenek di Belanda Dijatuhi Hukuman hingga Membayar Denda

"(Droplet kecil) ini memperluas jangkauan spasial partikel menular yang dipancarkan," kata para penulis

Hanya saja, penelitian tidak secara khusus melacak tetesan yang terinfeksi Covid-19 dan seberapa jauh tetesan saat berbicara bergerak.

Namun, penelitian menunjukkan banyak droplet dihasilkan melalui berbicara.

Baca Juga: Cek Fakta: Indonesia Disebut Terkena Lockdown Dunia Akibat Miliki Masyarakat Bandel, Simak Faktanya

Matthew Meselson, PhD, seorang ahli genetika dan biologi molekuler di Universitas Harvard mengatakan, temuan ini menunjukkan pentingnya memakai masker setiap kali diperkirakan orang yang terinfeksi mungkin berada di dekat Anda.

Aturan jarak sosial sejauh enam kaki atau dua meter juga melindungi terhadap tetesan yang keluar dari berbicara.

Lalu, bagaimana dengan berbicara dengan keras, apakah meningkatkan penyebaran Covid-19?

Baca Juga: Hari Ini, Sidang Perdana Kasus Narkoba Lucinta Luna Digelar Secara Virtual

Ya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) secara khusus menyebut suara keras sebagai kemungkinan vektor untuk Covid-19.

Tapi ini bukan pertama kalinya berbicara dengan suara keras dihubungkan dengan lebih mudahnya penyebaran tetesan.

Penelitian dari Prosiding National Academy of Sciences of the United States of America menemukan, ucapan keras bisa memancarkan ribuan tetesan cairan oral per detik.

Baca Juga: Khawatir Gelombang Kedua Covid-19, Farmasi AS Siapkan Dorongan Besar untuk Vaksinasi Flu

Laporan yang diterbitkan 13 Mei 2020 itu mengkonfirmasi total volume jumlah tetesan meningkat melalui suara yang keras saat berbicara.

Peneliti juga menemukan, tetesan itu sangat kecil sehingga bisa bertahan di udara hingga 14 menit.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler