Apakah Niat Puasa Ayyamul Bidh dan Puasa Syawal Digabungkan atau Terpisah, Ini Penjelasannya

26 Maret 2021, 12:10 WIB
Niat puasa Ayyamul Bidh yang jatuh pada tanggal 27, 28, 29 Maret 2021. Apakah bisa digabung niatnya dengan puasa Syawal?* /Pixabay.com/ Serdar_A

PR CIREBON — Jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Syaban 1442 Hijriyah, waktu pelaksanaannya yakni pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin, tanggal 27, 28, 29 Maret 2021 besok.

Mendekati bulan suci Ramadhan, dan kemudian hari raya Idul Fitri, bagi yang suka melaksanakan puasa Ayyamul Bidh sering menanyakan khususnya pasca Lebaran. Tentang pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal.

Apakah niat puasa Ayyamul Bidh dan puasa Syawal digabungkan atau terpisah?

Baca Juga: Ramalan Shio Jumat 26 Maret 2021: Pertaruhan Hidup Bagi Shio Monyet hingga Shio Babi Jangan Ragu Mencoba

Jadwal puasa Ayyamul Bidh sebagaimana oleh para fukaha atau ahli ilmu fiqih menyepakati, ihwal ketentuan pelaksanaannya. Yakni, menurut jumhur sepakat dilakukan selama tiga hari, pada tanggal 13, 14, 15 bulan Hijriyah.

Kenapa puasa Ayyamul Bidh harus di tanggal 13, 14, 15 bulan Hijriyah? Karena malamnya yang terang bersinar.

Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Abu Dzar, “Ya Abu Dzar, jika enggau ingin berpuasa tiga hari pada satu bulan, berpuasalah pada hari ke-13, 14, dan 15”. (HR Ahmad, an-Nasai, dan at-Tirmidzi)

Baca Juga: Pria yang Lahir dengan Kepala Terbalik Tidak Sabar Ingin Kembali Bekerja Setelah Pandemi Covid-19 Mereda

Dan, selain puasa Ayyamul Bidh, terdapat puasa Syawal yang jika ditambah dengan 30 hari puasa Ramadhan, nilainya setara dengan berpuasa sepanjang tahun.

Puasa Syawal selama 6 hari sudah melebihi anjuran berpuasa 3 hari setiap bulan dan para ulama membolehkan menggabungkan niat kedua puasa sunnah tersebut.

Adapun dalil menggabungkan niat puasa Ayyamul Bidh dengan puasa Syawal—dalam bahasa Arab, “ayyamul bidh” (hari-hari putih – Red).

Baca Juga: Ramalan Horoskop Jumat 26 Maret 2021: Aries Dilanda Keadaan Buruk hingga Virgo Diselamatkan untuk Hal Baik

Nama tersebut digunakan karena pada tangal 13, 14, dan 15, bulan sedang menuju purnama dan cahayanya sangat benderang sehingga tampak putih.

Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa Ayyamul Bidh berasal dari kisah Nabi Adam.

Saat turun ke bumi, tubuh Nabi Adam dalam kondisi gosong dan ketika melaksanakan puasa selama tiga hari, tubuhnya berangsur-angsur menjadi putih.

Baca Juga: Program Beasiswa Santri Berprestasi 2021 Telah Dibuka Secara Online, Info dan Link Pendaftaran KLIK DI SINI

Puasa Ayyamul Bidh dilakukan pada setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15, kecuali pada bulan Dzulhijjah karena tanggal 13 Dzulhijjah termasuk hari tasyrik.

Pada hari tersebut, haram hukumnya untuk berpuasa.

Lalu, bagaimana dengan puasa Ayyamul Bidh yang dilakukan di bulan Syawal?

Baca Juga: Jual Vaksin Covid-19 dengan Harga Murah, AstraZeneca Korbankan Keuntungan Senilai Rp357 Triliun

Apakah niat puasa Ayyamul Bidh dan puasa Syawal boleh digabungkan atau harus dilaksanakan secara terpisah?

Sesuai kesepakatan pendapat Ulama, berdasarkan sifatnya, terdapat dua macam ibadah.

Pertama adalah ibadah maqshudah li dzatiha atau ibadah yang berdiri sendiri atau diperintahkan secara khusus, seperti salat dan puasa wajib, salat Dhuha, salat witir, dan puasa Syawal.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Penasaran pada Sinetron Ikatan Cinta: Saya Belum Pernah Nonton, Seru Kah?

Kedua adalah laisa maqshudah li dzatiha, yaitu ibadah yang tidak berdiri sendiri, yang penting amalan tersebut ada pada kesempatan tertentu, apa pun bentuknya.

Contoh jenis ibadah ini adalah salat tahiyatul masjid, puasa Senin-Kamis, dan puasa Ayyamul Bidh.

Dua buah ibadah boleh digabungkan niatnya jika memenuhi dua ketentuan. Keduanya merupakan ibadah sejenis. Misalnya, salat dengan salat dan puasa dengan puasa.

Baca Juga: Akibat Tak Dapat Nahan Rasa Ngantuk, Seorang Pencuri Malah Tertidur Lelap di Rumah yang Ingin Dicurinya

Serta, kedua ibadah tersebut memiliki sifat berbeda, yang satunya merupakan ibadah maqshudah li dzatiha dan satunya lagi adalah ibadah laisa maqshudah li dzatiha. Tidak boleh menggabungkan dua ibadah yang sifatnya sama.

Puasa Syawal merupakan ibadah maqshudah li dzatiha, sedangkan puasa Ayyamul Bidh merupakan ibadah laisa maqshudah li dzatiha.

Berdasarkan kaidah di atas, maka menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa Ayyamul Bidh diperbolehkan. Berikut ini lafaz atau bacaan niatnya:

Baca Juga: Berbagi Cerita Bertemu Bocah di Warung Pecel Lele, Anies Baswedan: Kota Ini Penuh dengan Orang Tangguh

“Nawaitu shouma ghodin ‘an sittatin min syawwalaalin sunnatan lillaahi ta’alaa”

Artinya: “Aku niat berpuasa besok hari selama enam hari dari bulan Syawal, sunah karena Allah ta’ala.”

Dan, perlu diingat, waktu untuk mengucapkan niat puasa Syawal berbeda dengan puasa Ramadhan. Niat puasa Ramadhan diucapkan pada malam hari atau paling lambat sebelum fajar.

Baca Juga: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Keutamaan Faedahnya

Lain halnya dengan niat puasa Syawal dan puasa Ayyamul Bidh yang boleh diucapkan pada malam hari, saat makan sahur, atau bahkan pada pagi hari.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA NU Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler