PR CIREBON – Meskipun sangat mudah bagi siapa saja untuk menyebarkan Covid-19, terlihat bahwa ada tipe orang yang bertanggung jawab atas penyebaran masif virus corona.
Sederhananya, sementara beberapa menyebarkan Covid-19 hanya ke beberapa, ada tipe orang yang berisiko menginfeksi kelompok besar, atau menyebarkan virus di tingkat komunitas.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ada orang-orang tertentu yang dapat menyebarkan Covid-19 lebih cepat daripada yang lain.
Meskipun apa yang sebenarnya membuat seseorang menjadi penyebar super belum diselidiki, namun, ahli epidemiologi percaya cara penyebaran virus atau patogen dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
Faktor itu diantaranya bentuk tubuh, dan perilaku tertentu seperti berbicara keras atau bernapas dengan cepat.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas juga dapat menentukan bagaimana beberapa orang mungkin secara diam-diam menyebarkan Covid-19 ke orang lain.
Baca Juga: Banyak Diminati, Ganjar Pranowo Minta Produksi Alat Deteksi Covid-19 GeNose Ditingkatkan
Oleh karena itu, penelitian mengungkapkan bahwa ada tipe orang yang ternyata dapat menyebarkan Covid-19 lebih cepat dan luas.
Hal ini sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Times of India.
Orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) tinggi alias obesitas
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengamati bahwa orang yang menderita obesitas lebih berisiko menularkan Covid-19 ke orang lain.
Baca Juga: dr. Tirta Surati Presiden Jokowi, Suarakan Aspirasi Masyarakay yang Terdampak Pandemi Covid-19
Alasannya, orang dengan BMI tinggi mampu menghembuskan lebih banyak tetesan pernapasan di udara, yang dapat menampung partikel Covid-19.
Temuan ini muncul setelah survei yang melibatkan 194 orang dilakukan.
Penelitian itu mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkat BMI lebih tinggi (obesitas) menghembuskan lebih banyak bioaerosol ketimbang BMI rendah.
Orang dewasa yang lebih muda
Peneliti sebelumnya juga telah melihat bahwa ada kategori lain yang berisiko, yakni orang dewasa muda.
Menurut temuan, orang dewasa yang lebih muda tidak hanya menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk tertular varian Covid-19, mereka juga cenderung melewatkan deteksi gejala, dapat bertindak sebagai penyebar asimtomatik atau diam-diam terus menyebarkan gejala di masyarakat.
Kurangnya tindakan pencegahan, seperti mengabaikan aturan pemakaian masker, ketidaksesuaian dengan aturan juga dapat membuat mereka rentan terhadap virus.***