Apalagi jika di produksi di daerah-daerah pedesaan atau dilokasi-lokasi perkebunan sawit masyarakat, sehingga pasti akan lebih murah karena biaya logistiknya bisa dikatakan tidak ada,” tambahnya.
Jadi minyak makan merah, tidak semata digunakan sebagai pangan fungsional dalam membantu pencegahan stunting, atau kekerdilan dari masyarakat.
Baca Juga: Alasan Bintang Film India Pemeran Gangaa, Ruhana Khanna Ingin Tinggal di Bandung
Edwin menuturkan, edukasi dan sosialisasi tentang manfaat minyak makan merah perlu dilakukan kepada masyarakat karena adanya perbedaan warna dengan minyak goreng pada umumnya.
Ia pun juga meminta dukungan semua pihak untuk membantu menyosialisasikan produk inovasi yang dapat menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan gizi bagi masyarakat Indonesia.
“Tentunya harapan kami dukungan seluruh stakeholder untuk menyosialisasikan minyak makan merah ini,” tutup Edwin.***