Dengan begitu, posisinya naik 4 persen (yoy), menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sebesar 2,7 persen (yoy).
Angka tersebut menunjukan ULN Indonesia semakin membengkak.
Lebih lanjut, Anis Byarwati menjelaskan, defisit langkah normal di saat resesi harus memerlukan kehati-hatian dalam pelaksanaan kebijakan defisit itu.
Karena, sebagian besar defisit APBN dibiayai oleh utang tersebut. Ini artinya semakin lebar defisit, maka utang juga semakin besar.
Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI lantas menambahkan, bahwa untuk memaksimalkan pertumbuhan, tentu utang harus digunakan.
Tetapi dia menyebut, acapkali yang terjadi adalah Pemerintah justru gagal membelanjakan utang luar negeri.
Disebutkannya, hal itu tercermin dari melihat besarnya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) selama 5 tahun terakhir yang mencapai Rp10 triliun, hingga Rp30 triliun setiap tahunnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan, bahwa pelebaran defisit bisa disebabkan oleh tingginya anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).