Terancam, Mardani Ali Sera Ungkap Tiga Solusi Atasi Masalah Ketahanan Pangan Nasional

- 15 Januari 2021, 15:41 WIB
Politisi PKS, Mardani Ali Sera.
Politisi PKS, Mardani Ali Sera. /Instagram.com/@mardanialisera

PR CIREBON- Di tengah ancaman pandemi Covid-19 yang masih kian meningkat di Indonesia, ancaman lain juga datang dari ketahanan pangan nasional.

Hal itu pun kemudian ditanggapi oleh Anggota DPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera.

Melalui unggahan di akun pribadi Twitter-nya, Mardani Ali Sera mengatakan bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, Indonesia tidak lepas dari ancaman terhadap ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Hadiri Penanaman Pohon di SDN Karyamulya, Wakil Wali Kota Cirebon Beri Apresiasi

Hal itu, kata Mardani, dikarenakan adanya gangguan produksi dan rantai pasokan.

Mardani Ali Sera juga menuturkan bahwa pemerintah menyadari kebijakan di sektor pertanian saat ini yang belum berjalan dengan baik.

Ia pun mengatakan bahwa Pemerintah harus menjadikan ketahanan pangan nasional menjadi salah satu agenda prioritas di tahun ini.

“2021, Ketahanan pangan harus jadi salah satu agenda prioritas,” cuitnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Twitter @MardaniAliSera, Jumat.

Baca Juga: Dua Pesawat Gagal Mendarat di Pontianak, Ada Apa?

Beberapa masalah di sektor pertanian, tuturnya, seperti kebijakan subsidi pupuk yang memakan anggaran besar namun return-nya kecil, sampai melonjaknya harga kedelai dan lain-lain.

Pemerintah mengagendakan food estate sebagai solusi atas permasalahan di sektor pertanian. Hal ini pun tidak lepas dari beberapa catatan.

“Pertama, perluasan lahan pertanian harus dibarengi dengan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih efisien dan pembaharuan metode tanam yang modern,” sambungnya.

Baca Juga: Minta Polri Tangkap Mbak You Soal Ramalan Jokowi Lengser Tahun 2021, Muannas Alaidid: ini Provokasi!

Penelitian yang dilakukan IRRI tahun 2016, melaporkan bahwa produksi beras di Indonesia per 1 Kg, dua kali lebih mahal dibanding Vietnam, Thailand dan India, serta 1,5 kali lebih mahal dibanding Filipina dan Tiongkok.

Kedua, lanjutnya, masih banyak petani yang menghadapi kendala dan tantangan mengakses pembiayaan oleh perbankan disebabkan ketidakpastian pendapatan.

“Oleh karena itu, Program KUR sektor pertanian perlu terus didorong serta diiringi dengan pendampingan agar menyentuh langsung ke petani,” ujarnya.

Baca Juga: Terkait Ramalan Jokowi Lengser di 2021, Muannas Alaidid Minta Polri Tangkap Mbak You: ini Hasutan!

“Terakhir, proyek food estate memiliki niat baik untuk menjaga ketahanan pangan, namun jangan sampai seperti Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar yang telah merusak gambut dan kelestarian lingkungan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, masalah strategis yang kerap jadi akar masalah harus dibereskan terlebih dahulu.

“Seperti penyediaan lahan baru yang akan direhabilitasi, siapa yang terlibat (SDM petani), sampai tata kelola pengairan dan drainase. Libatkan berbagai pihak mulai dari akademisi sampai koalisi masyarakat sipil,” pungkasnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Lakukan Donor Konvalesen, Ajak Para Penyintas Covid-19 Bantu Sesama

Sebagaimana diketahui, dalam sambutan saat meresmikan Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021, Senin, 11 Januari 2021 lalu, Presiden RI Joko Widodo menekankan agar pembangunan pertanian dilakukan secara lebih serius dan detail.

“Pengelolaan yang berkaitan dengan pangan itu betul-betul harus kita seriusi, pembangunan pertanian harus betul-betul kita seriusi secara detail,” kata Presiden Jokowi dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Sekretariat Kabinet.

Dalam kondisi pandemi saat ini, imbuhnya, sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral.

Baca Juga: Kapal Survei Tiongkok Masuk Perairan RI, Said Didu: ini Sih Gak Menyusup Lagi

“Kita tahu, FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan, hati-hati mengenai ini, hati-hati. Akibat pembatasan mobilitas warga, dan bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Presiden menggarisbawahi pentingnya pembangunan pertanian pada komoditas pertanian yang saat ini masih diimpor.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Sekretariat Kabinet Twitter @MardaniAliSera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah