Indonesia Masuk 10 Besar Eksportir Ikan Kaleng. Devisa Meningkat Luar Biasa

1 November 2023, 09:08 WIB
Pengiriman produk pengalengan ikan dari Indonesia menunjukkan bahwa produk industri nasional mampu bersaing dan dapat memenuhi persyaratan mutu yang ketat di Eropa dan negara-negara lain. /ANTARA FOTO

SABACIREBON - Industri pengalengan ikan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dan berhasil meningkatkan penerimaan devisa negara.

Indonesia kini menjadi salah satu dari 10 negara terbesar di dunia sebagai eksportir produk perikanan dalam kemasan kaleng.

Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam acara pelepasan ekspor ikan sarden dan tuna dalam kaleng perusahaan  CV Pasific Harvest di Banyuwangi, Jawa Timur, pertengahan bulan lalu.

Baca Juga: Serangan Israel di Jalur Gaza, Kamp Pengungsi Jabalia Rusak

Ia menyatakan bahwa industri pengalengan ikan di Indonesia telah berhasil mencapai produksi sebesar 308.000 ton pada tahun 2022, dengan melibatkan  29.500 pekerja.

Ekspor produk pengalengan ikan dari Indonesia menunjukkan bahwa produk industri nasional mampu bersaing di pasar internasional dan memenuhi standar mutu yang ketat di Eropa dan negara-negara lain.

Untuk mendukung perkembangan industri pengalengan ikan ini, pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan strategis, termasuk jaminan pasokan bahan baku, peningkatan daya saing industri, ekspansi akses pasar, dan pengurangan hambatan perdagangan.

Baca Juga: RS Indonesia Penuh Sesak Antrean Jenazah. Korban Rudal Israel Terus Bertambah

CV Pasific Harvest, sebagai salah satu produsen ikan sarden dan tuna dalam kaleng, memiliki kapasitas produksi 24.000 ton per tahun dengan persentase ekspor mencapai 65-80 persen.

Perusahaan ini telah berperan aktif dalam mendukung ekonomi nasional dengan meningkatkan produksi dan melibatkan tenaga kerja lokal sebanyak 5.000 orang.

Menteri Perindustrian berharap bahwa prestasi ekspor CV Pasific Harvest akan menginspirasi lebih banyak pelaku industri manufaktur di Indonesia untuk meraih keberhasilan dalam bisnis mereka.

Baca Juga: Stok Gas Habis, Dapur Umum INH di Gaza Gunakan Tungku dan Kayu Bakar

Selama periode Januari-September 2023, ekspor industri makanan dan minuman mencapai USD31,07 miliar dengan neraca perdagangan yang positif jika dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman.

Industri makanan dan minuman juga telah menarik investasi sebesar Rp21,86 triliun pada triwulan II-2023 dan menyerap lebih dari 5,7 juta pekerja.

Triwulan II-2023, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 4,56 persen dan berkontribusi sebesar 16,30 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Peningkatan kinerja industri manufaktur juga tercermin dalam Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang menunjukkan ekspansi dengan skor di atas 50 sepanjang tahun 2023, dengan IKI mencapai 52,51 pada bulan September 2023.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler