Kenapa Harga Mobil Listrik di Indonesia Harus Mahal?

21 April 2022, 14:05 WIB
Akankah mobil listrik di Indonesia, pertumbuhan penjualannya seperti yang terjadi Cina, yaitu naik pesat?./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Konsumen mobil Indonesia memang sangat berbeda dengan negeri Panda, Cina. Jika masyarakat negara tersebut, antusias dengan kehadiran mobil listrik, fakta yang muncul disini malah sebaliknya.

Penjualan mobil listrik di Cina, turut mempercepat transisi hijau. Akibatnya penjualan mobil listrik di Cina atau lebih dikenal sebagai kendaraan enegi baru melonjak  pesat selama tahun 2021.

Tercatat di tahun 2021 angka penjualan mobil listrik (EV) meningkat 160 persen menjadi 2.91 juta unit. Padahal seperti yang dilaporkan Asia Nikkey, CAAM atau Asosiasi Produsen Otomotif CIna  angka pertumbuhan  penjualan kendaraan baru hanya dalam hitungan dua digit.

Angka ini mengindikasikan tingkat penetrasi kendaraan listrik mencapai 8.7 persen. Kedepannya Cina mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.

Baca Juga: Jalur Pantai Selatan yang Instagrammable, Jalur alternatif yang pantas Dijajal bagii Pemudik Selatan

Dengan dasar itu juga, Cina mencoba masuk ke banyak negara untuk membuka tambang-tambang baru guna mendapatkan nikel dan cobalt sebagai bahan utama katoda battery mobil.  Bukan rahasia banyak pekerja Cina di tambang-tambang di  Morowari Sulawesi. Bahan baku asal tambang Indonesia menjadi bahan utama battery mobil listrik.

Suksesnya Cina juga didukung pembangunan stasiun pengisian, stasiun pertukaran daya, pemasangan dan pembangunan tiang pengisian. Karenanya menurut CAAM, pertumbuhan produksi dan penjualan kendaraan listrik dalam lima tahun kedepan, tetap diatas 40 persen.

Baca Juga: Neraca Perdaagangan Indonesia Surplus US$4,53 miliar Mendorong Kenaikan Devisa

Lalu di Indonesia  ?

 

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menjelaskan mengapa harga kendaraan bermotor listrik berbasis baterai jauh lebih mahal dibandingkan yang konvensional.

"Yang mempengaruhi harga kendaraan listrik secara maksimal adalah komponen baterai," kata Kepala Subdirektorat Industri Alat Transportasi IMATAP, Kementerian Perindustrian, Dodiet Prasetyo, saat diskusi tentang mobil listrik di Jakarta, Rabu (20/4).

Kementerian Perindustrian, mengutip data Bloomberg NEF  menjelaskan lebih dari separuh (51 persen) harga sebuah baterai listrik dipengaruhi oleh material katoda, yang menentukan kapasitas dan daya. Katoda biasanya terdiri dari lithium, nikel, kobalt dan mangan.

Baca Juga: Neraca Perdaagangan Indonesia Surplus US$4,53 miliar Mendorong Kenaikan Devisa

Biaya terbesar kedua berasal dari ongkos manufaktur dan depresiasi. Saat ini Asia masih menjadi manufaktur terbesar baterai listrik, 80 persen berada di China.

Anoda, yang terbuat dari grafit, menyumbang 12 persen terhadap harga sebuah baterai. Sementara itu, komponen separator, yang memisahkan katoda dengan anoda, menyumbang 7 persen.

Kantor berita ANTARA melaporkan, komponen elektrolit, yang membawa ion lithium dari katoda ke anoda, menyumbang 4 persen dan tempat baterai (housing), biasanya terbuat dari baja atau aluminium, sebesar 3 persen.

Baca Juga: Gus Baha: Mencari Malam Lailatul Qadar Jangan Nafikan Persiapan

Untuk saat ini, harga baterai kendaraan listrik belum bisa murah, hal ini mungkin baru bisa terjadi pada 2030 nanti ketika sudah banyak kendaraan listrik yang beredar secara global.

Kementerian berupaya berkoordinasi dengan produsen mobil untuk membuat compact car, mobil yang berukuran lebih kecil sehingga membutuhkan kapasitas baterai yang lebih kecil juga.

Dodiet mengharapkan harga mobil listrik kecil ini bisa berkisar di angka Rp 400 jutaan. Mobil listrik yang beredar di Indonesia saat ini rata-rata berada di atas Rp 600 juta.

Baca Juga: Presiden Ukrania : Tak Peduli Berapa Banyak Tentara Rusia Dibawa Kesini, Kami akan Bertarung

Membuat compact car adalah salah satu cara Kementerian Perindustrian untuk mempopulerkan kendaraan listrik di Indonesia. Sejak 2019, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai regulasi untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Selain itu, Kemenperin juga mendorong penggunaan kendaraan listrik di sejumlah instansi pemerintahan.***

 

Editor: Aria Zetra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler