PIKIRAN RAKYAT - Beredar pesan berantai Whatsapp berupa video berdurasi 1.29 detik yang diklaim sebagai peristiwa seorang Kiai asal Banten menolak untuk disuntik dengan dalih ketahanan tubuh.
Dalam video itu nampak pria berpakaian gamis tengah berdebat dengan seorang petugas. Seolah untuk mendukung konten, narasi menarik ditambahkan sebagai penyerta video.
Berikut narasi lengkap yang menyertai pesan berantai berupa video tersebut.
Baca Juga: Mulai dari Capricorn sampai Scorpio, Inilah Urutan Zodiak yang Paling Sulit Ditaklukan
“Cepat atau lambat program rezim utk pengetesan covid 19 ke para kyai sudh di lakukan…rezim memaksa para kyai utk di suntik dgn dalih utk ketahanan tubuh dari virus..kyai di banten ini tegas menolak!!..”
Berdasarkan penelusuran PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Turn Back Hoax, disebutkan bahwa video yang beredar bertolak belakang dengan fakta sebenarnya
Diketahui, kejadian dalam video tersebut bukan terjadi di Banten, tetapi terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Korea Selatan dan Tiongkok Buktikan Kecoa Bisa Bikin Awet Muda
Secara detail, peristiwa tersebut merupakan upaya membawa pasien positif Covid-19 di NTB untuk diisolasi selepas ia melakukan salat tarawih.
Dilansir dari salah satu berita nasional, seorang pasien positif Covid-19 yang merupakan warga Kota Mataram menolak saat dijemput petugas medis untuk menjalani isolasi di RSUD Kota Mataram pada Rabu, 29 April 2020.
Bahkan, seseorang yang diketahui berinisial S ini juga sempat terlibat debat alot dengan petugas medis yang datang ke rumahnya. Saat itu, S berusaha menyanggah bahwa dirinya sakit.
Baca Juga: Disebut akan Tabrak Bumi, Penampakan Asteroid 1998 OR2 Terekam Tengah Lintasi Langit Bumi
Padahal berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi NTB, hasil tes swab S adalah positif corona dan harus menjalani isolasi di rumah sakit. Selain itu, S juga diketahui pernah menghadiri acara Ijtima Ulama Sedunia di Gowa.
Akhirnya, setelah melalui perdebatan panjang, S melunak dan mengikuti arahan dari Satgas Covid-19 untuk diisolasi di RSUD Mataram.
Dengan demikian, narasi dan konten videonya tidak saling terkait sehingga dipastikan pesan berantai itu salah. Untuk itu, pesan berantai tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.***