SABACIREBON -- Bahwa negara Republik Indonesia yang telah mencapai usia lebih dari setengah abad, saat ini sudah memasuki masa penting sebagai suatu bangsa di tengah-tengah bangsa lain di dunia.
Berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa dan memiliki lebih dari 17.000 pulau, dengan posisi strategis ditengah garis katulistiwa sepanjang kurang lebih seperdelapan lingkaran bumi, terapit dua samudra dan dua benua.
Dua pertiga wilayahnya terdiri dari lautan. Dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk membangun kawasan nusantara ini.
Dalam rangka mendukung kepentingan nasional untuk memperkuat ketahanan dan pertahanan negara Indonesia, maka kekuatan yang harus dibangun untuk menjamin terciptanya stabilitas nasional haruslah tumbuh dan dikembangkan sedapat mungkin muncul dari kekuatan sendiri.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Kereta di Cicalengka: KA Turangga Bertabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya
Oleh sebab itu sedini mungkin diusahakan agar tingkat ketergantungan terhadap negara lain dikurangi bahkan ditiadakan. Disamping itu pentingnya membangun jaringan transportasi dan komunikasi meru[akan suatu keniscayaan.
Dengan demikian akan meningkatkan posisi tawar dan martabat bangsa Indonesia di kancah pergaulan International.
Wahana yang menjadi pilar dan ujung tombak terobosan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun kekuatan nasional adalah industri strategis yang padat modal, padat inovasi dan bersifat integratif.
Salah satu pilar yang dimaksud untuk membangun jembatan udara adalah industri pesawat terbang yang dapat menghubungkan Sabang sampai Merauke. Bukan hanya sekedar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi-nya saja, namun lebih luas lagi untuk meningkatkan citra bangsa ditengah-tengah perkembangan iptek dunia.