Teknik yang sama diterapkan oleh peretas untuk 500 juta catatan LinkedIn yang diposting untuk dijual pada bulan April.
Kumpulan data itu, sesuai LinkedIn, termasuk data profil anggota yang dapat dilihat publik dan agregasi data dari sejumlah situs web dan perusahaan.
Baca Juga: British Columbia Kanada Melaporkan 486 Kematian di Tengah Gelombang Panas
Sementara itu, Perusahaan media sosial itu merilis pernyataan yang mengonfirmasi bahwa jaringannya tidak melakukan pelanggaran.
“Ini bukan pelanggaran data LinkedIn dan penyelidikan kami telah menentukan bahwa tidak ada data pribadi anggota LinkedIn yang terungkap,” ujarnya.
“Mengikis data dari LinkedIn merupakan pelanggaran terhadap Ketentuan Layanan kami dan kami terus bekerja untuk memastikan privasi anggota kami terlindungi,”kata pernyataan pers LinkedIn, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari DNA India. ***