Berbahaya Bagi Manusia, Pemanasan Global Justru Mudahkan Penguin Antartika dalam Mencari Makan

27 Juni 2020, 13:21 WIB
Penguin ternyata lebih bahagia ketika mengalami pemanasan global. /AFP/Pablo Parciuncula Brune/

PR CIREBON - Selama ini manusia menganggap pemanasan global akan membahayakan kehidupan, tetapi ternyata sebuah studi terbaru menemukan bahwa pemanasan global sebenarnya baik untuk kehidupan penguin.

Secara jelas, studi itu dilakukan para peneliti saat mempelajari spesies penguin yang paling umum di Antartika, penguin Adelie yang terlihat lebih bahagia ketika es laut berkurang.

Ini diartikan bahwa tanpa adanya es membuat penguin dapat melakukan perjalanan lebih banyak dengan berenang daripada berjalan kaki, sehingga akses makanan penguin menjadi lebih mudah.

Baca Juga: Tolak RUU HIP, Ketum Demokrat: Monopoli Tafsir Pancasila Hanya akan Disalahgunakan

"Bagi penguin, berenang empat kali lebih cepat daripada berjalan," ungkap ketua peneliti Yuuki Watanabe di National Institute of Polar Research, seperti dikutip dari Metro.

Seperti yang diberitakan Pikiran Rakyat, para peneliti juga melihat bahwa penguin adalah pengembara yang lambat di darat.

"Mereka (penguin) mungkin licin di dalam air, tetapi mereka adalah para pengembara yang lambat di darat," tambahnya.

Baca Juga: Indonesia Tuai Pujian usai Selamatkan 99 Pengungsi Rohingya, UNHCR: Harus Dicontoh Negara Lain

Selama beberapa dekade terakhir, ilmuwan mengamati Antartika telah mengalami peningkatan yang stabil dalam tingkat es lautnya, tepat di saat Arktik mengalami penurunan yang banyak.

Namun begitu, kestabilan Antartika ini diperkirakan tidak akan bertahan lama karena perubahan iklim. Antartika juga diperkirakan akan mengalami penurunan es laut.

Sedangkan, seorang ahli biologi kutub Bumi juga sudah mengetahui selama beberapa waktu bahwa penguin Adelie cenderung mengalami peningkatan populasi saat es laut yang jarang.

Baca Juga: Frustasi Ditinggal Istri, Seorang Ayah Nodai Anaknya Sendiri, Diancam Pakai Pisau Jika Menolak

Penguin juga disebut hanya menghabiskan rata-rata 15 hingga 33 persen lebih sedikit energi tiap perjalanan dibandingkan dengan musim yang tertutup es.

Meskipun hingga saat ini, para peneliti tidak mengetahui secara pasti alasan penguin bisa mengalami seperti itu.

Tak berhenti sampai situ, sejumlah peneliti dari Japan’s National Institute of Polar Research menandai 175 penguin dengan perangkat GPS, akselerometer, dan kamera video di empat musim dengan kondisi es laut yang berbeda.

Baca Juga: Gugurkan Tentara Indonesia, Berikut Kronologi Penembakan Serma Rama dari Milisi Uganda di Kongo

Adapun penandaan ini memungkinkan mereka untuk melacak penguin dalam perjalanan, mengkategorikan perilaku berjalan, berenang, beristirahat, dan memperkirakan jumlah mangsa yang ditangkap selama penyelaman.

"Ternyata penguin ini lebih bahagia dengan sedikit es laut. Ini mungkin tampak kontra-intuitif, tetapi mekanisme yang mendasarinya sebenarnya cukup sederhana," ungkap Dr. Watanabe.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa saat berada di atas es laut yang tebal, penguin harus berjalan untuk menemukan celah di es sebagai tempat berburu dan kadang-kadang beristirahat cukup lama di sepanjang jalan.

Baca Juga: Turuti Dukunnya di Garut, Pedagang Bakso Cuanki Mengaku Ludahi Mangkuk Pembeli untuk Penglaris

Ini terbalik bila es laut berkurang, penguin itu bisa menyelam bebas semau mereka, seringkali hanya memasukkan air ke sarangnya.

Sehingga, para peneliti mengatakan kondisi ini lebih hemat energi dan waktu serta memperluas jangkauan mencari makan penguin. Bahkan, kondisi es laut berkurang juga mengurangi kompetisi dengan penguin lain dalam menangkap mangsa.****(Julkifli Sinuhaji)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler