Saatnya, Revolusi Kepemimpinan Etis di Perguruan Tinggi

- 16 Januari 2024, 16:27 WIB
ILUSTRASI
ILUSTRASI /

SABACIREBON -- Dunia pendidikan tinggi dan perguruan tinggi kita telah menyuguhkan beberapa drama yang mengundang keprihatinan. Tersuguh berita mengenai  marwah kegurubesaran, plagiarisme, kualitas penelitian rendah, hingga joki publikasi mewarnai dunia pendidikan tinggi.  

Tahun 2023 lalu, terungkap praktik perjokian dunia akademik (untuk meraih guru besar) di sejumlah perguruan  tinggi negeri maupun  swasta yang terjadi secara massif dan sistematis.

Liputan investigasi koran Kompas tersebut sungguh menunjukkan perilaku mengabaikan nilai-nilai etika yang seharusnya dijunjung lembaga dan para individu yang terlibat dalam menjalankan fungsi dan peran mendidik di jenjang pendidikan tertinggi.

Baca Juga: Resahkan Warga, 10 Remaja Diduga Anggota Genk Motor Diciduk Polisi 

Penjaga marwah akademik dan keilmuan telah tergerus petualangan transaksional yang mencoreng hakikat pendidikan tinggi. Integritas akademik telah dicederai. Realita tersebut sangat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap perguruan tinggi. Itulah tantangan etis pendidikan tinggi dan perguruan tinggi dalam kepemimpinannya.

Bagaimana tahun-tahun ke depan dunia pendidikan tinggi kembali pada nilai dan hakikatnya?

Merujuk Undang-Undang Republik Indonesia  Nomor 12 Tahun 2012 menyebutkan pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 4 a).

Baca Juga: Agrowisata dan Edukasi Taman Puspa Bojongsari Sangat Ramah Untuk Anak dan Keluarga 

Sedang tujuannya antara lain mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa (Pasal 5).

Fungsi dan tujuan  utama  pendidikan  tinggi jelas mendidik sumberdaya manusia agar menguasai ilmu pengetahuan, memiliki kemampuan, serta dilandasi akhlak dan etika dalam  mengimplementasikan keilmuan dan kemampuannya di lingkungan masyarakat.

Dalam  menjalankan  fungsi melekatnya tersebut, perguruan tinggi dituntut menerapkan azas-azas: kebenaran  ilmiah, penalaran, kejujuran, keadilan, manfaat, kebajikan, tanggung jawab, kebhinnekaan,  dan keterjangkauan.

Baca Juga: Real Madrid Juara Piala Super Spanyol Pecundangi Barcelona 4-1, Vinicius Junior Cetak Hattrick

Lalu dengan realita di atas, diperlukan kepemimpinan, namun dengan kejadian di atas ada apa dengan kepemimpinan di perguruan tinggi?

Tampaknya diperlukan Revolusi Kepemimpinan Etis dalam institusi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) dan kinerjanya sesuai hakikat dan fungsinya di atas. Revolusi  Kepemimpinan Etis di perguruan tinggi  sesuatu yang sangat mendesak dan penting. Karena memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan akademis dan masyarakat luas secara umum.

Praktik kepemimpinan etis di perguruan tinggi memiliki implikasi bagi para pemimpin dan administrator di dalamnya untuk mengembangkan budaya kepemimpinan  etis dalam meningkatkan kinerja organisasi, lembaga perguruan tinggi yang etis. Kepemimpinan etis memiliki pengaruh yang baik terhadap peningkatan hasil  kinerja  dan perilaku etis.

Baca Juga: Liga Inggris: Manchester United dan Tottenham Bermain Imbang 2-2 dalam Pertandingan Sengit di Old Trafford

Pemimpin yang etis memainkan  peran  penting dalam menciptakan  suasana bereputasi di lembaga akademik ini. Pemimpin yang memberikan arahan etis dan memberikan contoh yang baik bagi  timnya sangat penting dalam  menciptakan suasana yang  meningkatkan produktivitas dan mendorong dosen dan tenaga kependidikan  menjunjung tinggi prinsip moral yang tinggi.

Pemimpin di perguruan tinggi harus menjadi contoh kepemimpinan etis. Integritas, tanggung jawab, dan transparansi dalam pengelolaan lembaga harus diterapkan  secara konsisten.

Kepemimpinan  yang  etis menciptakan budaya organisasi yang positif dan membantu membangun kepercayaan dari semua pemangku kepentingan

Baca Juga: Piala Afrika 2023: Untung Ada Mohamed Salah Mesir Nyaris Kalah, Tanjung Verde Pimpin Grup B 

Di sisi lain, perguruan tinggi mempunyai kewajiban  khusus mengembangkan pemimpin masa depan dengan teladan moral, karena  posisi mereka  (pemimpin masa depan) sebagai penjaga informasi dunia.

Kepemimpinan etis di perguruan tinggi akan membentuk karakter peserta didik dengan nilai-nilai etika, mengembangkan sikap integritas, kejujuran, tanggungjawab, serta rasa hormat terhadap sesama. ]

Perguruan Tinggi dipandu  kepemimpinan etis berfungsi meningkatkan kehidupan  peserta didik mereka, memperkuat komunitas  lokal  mereka, dan meninggalkan  jejak yang baik bagi generasi mendatang.

Baca Juga: Piala Afrika 2023: Victor Osimhen Selamatkan Nigeria dari Kekalahan

Kepemimpinan Etis di perguruan tinggi tidak hanya berdampak pada kualitas internal perguruan tinggi itu sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan dunia secara luas.

Etika kepemimpinan memainkan peran penting dalam membentuk karakter individu, menciptakan lingkungan akademis yang dinamis, dan mengarahkan kontribusi perguruan tinggi untuk pembangunan sosial dan ekonomi.

Melalui Revolusi Kepemimpinan  Etis paling tidak, dapat berdampak terhadap:  peningkatan  kualitas  pendidikan, pemberdayaan dosen dan tenaga kependidikan, pengembangan  karakter mahasiswa, tanggungjawab  sosial  dan lingkungan, peningkatan reputasi perguruan tinggi  itu sendiri, serta lebih jauh pencegahan korupsi dan penyalahgunaan keuangan.

Mari bersama-sama, kita menciptakan  masa depan kepemimpinan etis tumbuh  subur, sehingga lembaga pendidikan  tinggi dan perguruan tinggi senantiasa menjunjung  tinggi teladan, kejujuran dan prestasi.  Wallahualam.***

@Lili Irahali – 08 Januari 2024

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah