Fungsi dan tujuan utama pendidikan tinggi jelas mendidik sumberdaya manusia agar menguasai ilmu pengetahuan, memiliki kemampuan, serta dilandasi akhlak dan etika dalam mengimplementasikan keilmuan dan kemampuannya di lingkungan masyarakat.
Dalam menjalankan fungsi melekatnya tersebut, perguruan tinggi dituntut menerapkan azas-azas: kebenaran ilmiah, penalaran, kejujuran, keadilan, manfaat, kebajikan, tanggung jawab, kebhinnekaan, dan keterjangkauan.
Baca Juga: Real Madrid Juara Piala Super Spanyol Pecundangi Barcelona 4-1, Vinicius Junior Cetak Hattrick
Lalu dengan realita di atas, diperlukan kepemimpinan, namun dengan kejadian di atas ada apa dengan kepemimpinan di perguruan tinggi?
Tampaknya diperlukan Revolusi Kepemimpinan Etis dalam institusi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) dan kinerjanya sesuai hakikat dan fungsinya di atas. Revolusi Kepemimpinan Etis di perguruan tinggi sesuatu yang sangat mendesak dan penting. Karena memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan akademis dan masyarakat luas secara umum.
Praktik kepemimpinan etis di perguruan tinggi memiliki implikasi bagi para pemimpin dan administrator di dalamnya untuk mengembangkan budaya kepemimpinan etis dalam meningkatkan kinerja organisasi, lembaga perguruan tinggi yang etis. Kepemimpinan etis memiliki pengaruh yang baik terhadap peningkatan hasil kinerja dan perilaku etis.
Pemimpin yang etis memainkan peran penting dalam menciptakan suasana bereputasi di lembaga akademik ini. Pemimpin yang memberikan arahan etis dan memberikan contoh yang baik bagi timnya sangat penting dalam menciptakan suasana yang meningkatkan produktivitas dan mendorong dosen dan tenaga kependidikan menjunjung tinggi prinsip moral yang tinggi.
Pemimpin di perguruan tinggi harus menjadi contoh kepemimpinan etis. Integritas, tanggung jawab, dan transparansi dalam pengelolaan lembaga harus diterapkan secara konsisten.
Kepemimpinan yang etis menciptakan budaya organisasi yang positif dan membantu membangun kepercayaan dari semua pemangku kepentingan.