SMA Labschool Jakarta: Angkatan Penggerak melalui Studi Lapangan 2023

- 14 November 2023, 08:59 WIB
Kepala Sekolah SMA Labschool Jakarta Dr. Suparno  (berbatik) bersama Ketua Komunitas Sunda Wiwitan, Cigugur, Kabupaten Kuningan.
Kepala Sekolah SMA Labschool Jakarta Dr. Suparno (berbatik) bersama Ketua Komunitas Sunda Wiwitan, Cigugur, Kabupaten Kuningan. /

Oleh: Hanna Sytha Kamilia *) 

SABACIREBON – SMA Labschool Jakarta dikenal sebagai sebuah sekolah yang memiliki berbagai program positif bagi seluruh siswanya. Salah satu program dimaksud berupa kegiatan  jadwal tetap tahunan berupa studi lapangan (study tour) yang diikuti  oleh seluruh  siswa didik.

Kali ini program tersebut dilakukan oleh siswa-siswa SMA Lackschool yang masuk ke dalam Angkatan ‘26 dengan melaksanakan kunjungan lapangan  ke sejumlah tempat tujuan di kota Kabupaten Kuningan dan Kota Bandung tanggal 6 sd 7 November 2023.

Pihak sekolah meminta  agar Angkatan ‘26 ini sekaligus menjadi Angkatan Penggerak dan dipercaya oleh pihak sekolah untuk menjadi  Angkatan yang lebih baik dan berdisiplin melalui  Studi Lapangan Kelas X yang dilakukannya.

Baca Juga: Transaksi Brand Lokal dan UMKM Naik 7 Kali Lipat di Shopee 11.11 Big Sale, Penetrasi Pasar Inklusif 

“Kami disini, maju hanya untuk mewakili kalian yang ingin membuka suara, jadi tidak usah bermalu-malu,” kata Zeta Amira sang Ketua Angkatan ’26 kepada seluruh peserta study tour sebelum rombongan memulai perjalanan.

Kegiatan Studi Lapangan Kelas X 2023,  mempunyai banyak tujuan yang berguna dan positif, seperti memperkuat solidaritas juga kekompakan Angkatan serta   menambah wawasan dan pengetahuan, demikian penjelaskan Ketua Angkatan.

Studi Lapangan dimaksudkan bukan hanya sebagai kegiatan evaluasi angkatan di SMA Labschool Jakarta, melainkan juga sebagai kegiatan yang biasa dikenal dengan istilah “belajar sambil bermain”.

Baca Juga: Pelatih AS U-17 Menilai Striker Bachimas Akan Menjadi Pemain Hebat 

Studi Lapangan kali ini dilakukan  pada dua lokasi tujuan utama yang berbeda yaitu di Desa Cigugur, Kanbupaten Kuningan dan di Kota Bandung, Jawa Barat.

Sesuai susunan acara yang disiapkan para penanggung jawab dan koordinator Studi Lapangan, pada hari pertama Senin 6 November 2023 rombonan  peserta berangkat menuju Kuningan, dengan menggunakan sembilan buah bus  mulai pukul 07.00 hingga tiba di  tujuan pada pukul 11.30.

Dalam perjalanan menuju tujuan utama kota Kuningan para peserta sempat singgah untuk ishoma dan makan siang di Resto Cibiuk di Jalan Raya Kuningan Cirebon Km. 4, dengan rentang waktu mulai pukul 11.30 sampai 12.30.

Baca Juga: Golden Disc Awards 2024 akan Pukau Jakarta dengan Kecemerlangan Musik K-pop

Setelah makan siang dan istirahat sejenak, selanjutnya perjalanan mereka diteruskan  menuju  Paseban Tri Panca Tunggal di Desa Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.

Dibutuhkan waktu  30 menit untuk tiba di tempat tujuan dan salah satu kegiatan di tempat ini ialah  melakukan wawancara, vlogging dan documenting dengan naras umber disana.

Hasil kegiatan tersebut berupa catatan-catatan  penting  dari wawancara dengan  narasumber kemudian dijadikan sebagai  materi  display pameran.

Siswa peserta studi lapangan dari SMA Labschool Jakarta Tengah menyaksikan Tari Buyung ketika berkunjung ke Komunitas Sunda Wiwitan di Cigugur, Kabupaten Kuningan.
Siswa peserta studi lapangan dari SMA Labschool Jakarta Tengah menyaksikan Tari Buyung ketika berkunjung ke Komunitas Sunda Wiwitan di Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Disambut Tari Buyung

Para peserta studi lapangan   yang dipimpin oleh  Kepala Sekolah SMA Labschool Jakarta Dr. Suparno, S.Pd, M.M  setiba di Paseban Tri Panca Tunggal, Desa Cigugur disambut langsung oleh pimpinan  Komunitas Sunda Wiwitan. 

Setelah beberapa kata sambutan terucap dari kedua pimpinan, acara  dilanjutkan dengan penampilan Tari Buyung yang dipersembahkan oleh dua penari perempuan.

“Wah, anak-anak SMA Labschool Jakarta memang pintar-pintar ya. Tidak salah sekolah ini memang berakreditasi A dan hebat,” kata Ketua Komunitas Sunda Wiwitan memuji para tamunya siang itu.

Tari Buyung merupakan seni tari tradisional  Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. Pada penampilannya setiap penari  membawa properti berupa Buyung dan Kendi. Buyung ditempatkan di atas kepala para penari menggunakan sebuah alas agar tidak gampang jatuh berupa sebuah kain batik panjang asal Cigugur, sedangkan Kendi dibawa dengan genggaman mereka.

Baca Juga: Puluhan Pedagang Pasar Mambo Indramayu, Gelar Aksi Donasi Peduli Palestina

Tarian ini selain melambangkan aktivitas para gadis  ketika mencuci dan menyiram pakaian menggunakan buyung yang mereka bawa sekaligus  merupakan menampilkan keeleganan para gadis desa.

Setelah semua sambutan selesai seluruh rombongan siswa peserta studi lapangan langsung menuju  tempat yang sudah dipersiapkan untuk melakukan sebuah wawancara langsung dengan narasumbernya.

Kegiatan wawancara itu menghabiskan waktu 3 jam karena ada dua kelompok peneliti yang  mewawancara  seorang narasumber secara  bergantian ketika mengajukan 10 sampai 11 pertanyaan.

Baca Juga: Rekor Baru! Okupansi Kereta Cepat Whoosh Tembus 98,5%, Layani 21.312 Penumpang 

Setelah rangkaian acara tersebut selesai, para peserta study lapangan  langsung menuju bus masing-masing kemudian singgah sekali di tempat istirahat makan malam. Lokasi ini ditempuh satu jam dan rombongan memanfaatkan waktu dengan berfoto-foto.

selanjutnyas seluruh siswa SMA Labschool  peserta studi lapangan  Angkatan ’26  bergegas memasuki bus untuk meneruskan perjalanan menuju  kota Bandung sebagai tujuan berikutnya.     

Ibis Hotel Trans Studio Bandung yang berlokasi pada  kawasan Trans Studio Bandung (TSB) di Kota Bandung  menjadi tujuan berikut dari rombongan.

Baca Juga: Indonesia-Turki Perkuat Kerja Sama Bantu Palestina dan Jalin Kerjasama Ekonomi 

Seluruh siswa peserta study tour selama berada di Bandung,  khususnya ketika berada di lingkungan hotel  diminta  agar menaati sejumlah  aturan, sbb:

  1. Dilarang ke luar hotel  mulai  pukul 22.00 tanpa izin Walas  dan guru pembimbing;
  2. Dilarang membawa barang-barang terlarang;
  3. Dilarang pindah kamar tanpa izin guru pembimbing. Apabila ingin ke kamar teman, diijinkan maksimal pukul 23.00 dengan persetujuan;
  4. Dilarang melakukan kegiatan yang merugikan;
  5. Dilarang merusak properti milik hotel;
  6. Dilrang merokok; dan
  7. Dilarang memesan sesuatu yang bersifat luring diatas jam 23.00.

Baca Juga: Kemegahan Stadion Piala Dunia U-17 Indonesia Memukau FIFA 

Aturan tersebut bertujuan agar  para peserta Studi Lapangan dapat mengurangi kegiatan yang kurang bermanfaat atau merugikan selama berada di hotel.

Mereka dianjurkan segera beristirahat tidur tepat waktu agar keesokan keesokan harinya dapat melakukan kegiatan dengan tubuh yang segar.

Pada hari Selasa (7/11), para peserta studi lapangan mengawali kegiatan  dengan sarapan di breakfast lounge kemudian mengerjakan LKPD hasil kegiatan hari sebelumnya.

Siswa-siswi rombongan studi lapangan SMA Labschool Jakarta tengah mencoba alat musik traditionalismes Sunda, Angklung di Saung Ujo, Bandung
Siswa-siswi rombongan studi lapangan SMA Labschool Jakarta tengah mencoba alat musik traditionalismes Sunda, Angklung di Saung Ujo, Bandung

Saung Angklung Udjo

Jadwal kunjungan mereka ke Saung Udjo di hari akhir studi lapangan sangat ditunggu-tunggu. Kegiatan di Saung Udjo sangatlah padat dan hanya menerima sekolah atau suatu instansi besar yang dapat menghadiri acara di Saung Udjo. 

Tempat ini menjadi area pertunjukan seni sekaligus  produksi Angklung, yaitu alat musik tradisional Sunda yang secara turun temurun  dilestarikan sebagai seni budaya.

Alat musik Angklung juga bahkan sudah menjadi bagian dari kearifan lokal yang mendunia dan sudah terverifikasi UNESCO sebagai salah satu alat musik yang harus dilestarikan.

Berkunjung ke Saung Udjo juga bertepatan dengan  peringatan Hari Wayang Nasional yang jatuh tanggal 7 November 2023.

Baca Juga: Turnamen Golf 106 Tahun PGB: Arief Bustaman dan Firma Allagan Juara

Di tempat ini sengaja ditampilkan pertunjukan seni wayang yang  hari itu memilih kisah Gatotkaca sebagai sebuah cerita  wayang yang berbeda dari hari-hari pertunjukan sebelumnya.

Tidak hanya kisah wayang, kakak perempuan atau Teteh Amel sang “emcee” Saung Udjo pada kesempatan itu memaparkan detail sejarah singkat tentang berdirinya Saung Udjo  dengan gaya dan bahasa yang menarik sehingga mendapat  sambutan yang sangat ramah.

Para peserta studi lapangan berada di Saung Udjo selama 3 jam mulai pukul 09.00 sampai pukul 12.00 lalu dilanjut dengan makan siang di halaman belakangnya Saung Udjo sampai pukul 13.00.

Setelah acara kunjungan ke saung Udjo selesai, rombongan kemudian langsung menuju bus masing-masing dan bersiap ke PT PINDAD yaitu pusat industri peralatan militer di Kota Bandung.  

Baca Juga: Pelatih Panama Akui Sudah Tidak Sabar Ingin Bertemu Timnas Indonesia

Di tempat ini peserta studi tur mendapat  penjelasan dan sekaligus menambah  pengetahuan serta  wawasan baru berkaitan dengan  indusrtri kendaraan tempur, senjata, amunisi yang telah diproduksi oleh PT PINDAD.

PT PINDAD merupakan sebuah perseroan  BUMN yang memproduksi alat utama sistem senjata (alutsista) baik untuk kebutuhan TNI maupun diekspor ke berbagai negara.

Mereka menghabiskan waktu disana dengan berkeliling  berjalan  di komplek PT PINDAD, dan mencatat beberapa poin penting untuk melengkapi hasil pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD.

Sebagai penutup, para peserta studi lapangan bersama wali kelas dan guru pembimbing melakukan foto bersama per kelas yang melatarbelakangi armored vehicles yang digunakan saat perang berlangsung.

Baca Juga: Ramai Warganet Soroti Rumput Stadion Venue Piala Dunia U17 Jelek, Nih Simak Penjelasan PSSI 

Seluruh rangkaian acara selesai pada pukul 17.00 dan peserta study tour langsung kembali ke hotel untuk beristirahat dan menghabiskan waktu luang bersama teman-temannya.

Dalam Agenda Studi Lapangan SMA Labschool Jakarta, makan malam seangkatan dimulai dari pukul 19.00 sampai 20.00 yang berlokasi di area dinner ballroom Trans Studio Bandung dan dilanjut dengan Acara Angkatan.

Acara Angkatan dilaksanakan untuk membahas dan mengevaluasi atau mencatat beberapa celah masalah (mistakes) yang mereka lakukan pada saat Trip Observasi kemarin, kata Daffa sang Ketua Angkatan ‘26.

Acara Angkatan selesai pada pukul 20.30 dan rombongan peserta Studi Lapangan menghabis kan waktu mereka dengan hangout bersama teman-temannya di mall  atau  beristirahat di kamar hotel masing-msing.

Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Langkah Prioritasnya Jika Terpilih Sebagai Wapres 

“Bermain sambil Belajar”

Rabu (8/11) merupakan hari terakhir mereka di Bandung. Hari itu peserta tour memiliki waktu  sangat longgar.  Pimpinan rombonngan meminta mereka  untuk sholat subuh sebelum bersiap-siap breakfast.

Setelah breakfast para peserta studi lapangan dihaharuskan membawa dan menyimpan  koper masing-masing di bus yang sudah ditentukan, sesuai urutan kelas dan sekaligus checkout mulai pukul 08.30 sampai 09.00.

Setelah seluruh koper masuk bus dan diperiksa oleh para crew, para peserta lanjut dengan agenda terakhir yaitu melakukan kegiatan “bermain sambil belajar” di Trans Studio Bandung untuk bersenang-senang.

Baca Juga: Indonesia Cetak Sejarah, Arkhan Kaka Persembahkan Gol untuk Ibunda Tercinta  

Trans Studio Bandung menyambut mereka dengan kejutan yang meriah berupa tampilan parade dengan tarian dan lantunan musik yang hits. Beberapa dari peserta tour bahkan sempat difoto oleh petugas  Trans Studio Bandung   mungkin ini  sebagai bentuk keramahan  mereka kepada pengunjung.

“Yukss berangsur angsur untuk  keluar dari trans studio, boleh beli minum dulu dan menuju ke masjid Trans untuk sholat berjamaah,” kata Ibu Inna Saffa sang koordinator kegiatan Studi Lapangan di Whatsapp Group.

Siswa peserta studi lapangan menghabiskan waktu mereka mulai dari pukul 09.00 sampai 14.00 di Trans Studio Bandung dan dilanjut dengan ishoma, sebelum kembali ke Jakarta.***

*) Siswi SMA Labschool Jakarta

Editor: Otang Fharyana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah