Khutbah Idul Fitri 1443 H: Layakkah Kita Merayakan Kemenangan?

- 1 Mei 2022, 12:00 WIB
Suasana jamaah mendengarkan khutbah.
Suasana jamaah mendengarkan khutbah. /pikiran-rakyat/

Maknanya: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dosa dan perbuatan dosa, maka Allah tidak akan menerima puasanya” (HR al Bukhari)


Keenam, mengendalikan amarah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


إِنَّمَا الصَّوْمُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ (رواه الشيخان)

Maknanya: “Sesungguhnya puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah bersikap keji dan jangan bertindak bodoh, jika ada orang yang mengganggunya atau mencacinya maka hendaklah ia berkata: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ketujuh, menjaga persatuan, kebersamaan dan saling tolong menolong serta berempati kepada orang yang membutuhkan. Madrasah Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam untuk bersatu dan saling tolong menolong. Tentu persatuan yang berlandaskan kesatuan akidah.

Shalat tarawih berjamaah, tadarus al Qur’an bersama, berbuka puasa bersama di waktu yang sama, berbagi takjil di jalanan, i’tikaf bersama di masjid, kegembiraan menyambut hari raya yang sama, itu semua adalah jembatan yang menghubungkan antarhati yang sebelumnya mungkin saling membenci, perekat antarjiwa yang sebelumnya mungkin saling memusuhi serta wasilah yang mendekatkan antarwarga yang sebelumnya mungkin saling menjauhi.

Lalu, zakat di akhir Ramadhan adalah perwujudan dari semangat saling tolong menolong dalam kebaikan dan membantu saudara-saudara sesama muslim yang membutuhkan.

Kedelapan, menyambung dan mengokohkan tali silaturahim.

Ada tradisi yang baik di kalangan kita menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, yaitu tradisi weweh, cinjo atau tinjo. Tradisi ini sejatinya diambil dari ajaran Islam yang memerintahkan kita memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan dan bersilaturahim pada momen menjelang dan pada saat hari raya.

Tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengirim makanan, minuman, sembako atau kue hari raya kepada kerabat dan sanak saudara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Halaman:

Editor: Asep S. Bakrie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x