Pertama, keluarga harus menjadi salah satu tempat aman dan nyaman untuk anak.
Setiap anggota keluarga berhak mendapatkan kesempatan untuk bisa mengaktualisasikan potensi secara positif baik untuk dirinya, keluarga maupun lingkungan.
"Keluarga menjadi benteng pertahanan yang kuat dari gempuran hal-hal negatif dari luar," ujar lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) itu.
Kedua, regulasi dari pemerintah bisa membantu mengondisikan keamanan di luar. Namun demikian, jika bicara dari lingkungan terkecil maka keluarga dan sekolah menjadi stakeholder utama menangani remaja dari perilaku klitih.***
Sumber: https://www.nu.or.id