Gus Baha: Mencari Malam Lailatul Qadar Jangan Nafikan Persiapan

20 April 2022, 19:57 WIB
Gus Baha, ulama asal Rembang, Jawa Timur /pikiran-rakyat.com/

SABACIREBON - Ibarat ingin mendapatkan sesuatu, kalau harus dengan cara mencarinya tentu memerlukan persiapan. Hal itu diperlukan agar dalam proses mendapatkannya lebih terarah.

Begitupun dalam mencari malam Lailatul Qadar, dibutuhkan juga pesiapan-persiapan.

Apa dan bagaimana persiapan dalam mencari malam Lailatul Qadar?

Ini penjelasan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau dikenal  Gus Baha.

Ulama asal Rembang, Jawa Timur tersebut mengatakan, yang namanya mencari itu di mana-mana memerlukan persiapan.

Baca Juga: Inilah Orang Islam yang Tidak akan Mendapatkan Rahmat Alloh di Saat Lailatul Qadar.

“Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari. Kalau tidak ada persiapan, namanya menunggu. Bukan mencari,” kata Gus Baha.

Dia menjelaskan, teks mengenai Lailatul Qadar, telah disabdakan Rasulullah SAW dalam hadis sahih agar kita mencari.

Selama ini, umat muslim meyakini bahwa malam Lailatul Qadar datang di atas tanggal 20 Ramadan.

Tentang tanggal tersebut, Gus Baha mengatakan, "Bagi yang meyakini malam Lailatul Qadar datang di atas tanggal 20, jangan menafikan persiapan sejak 1 Ramadan atau bahkan mulai Rajab,” terangnya.

Selain itu, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga perbuatan selama Ramadan.

“Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadan. Akan sia-sia pahala itu karena diambil orang yang kita bicarakan,” ungkapnya.

Baca Juga: Menikmati Shalat di Tajug Unik, Meski Harus Merogoh Kocek Rp 25.000

Selain itu menurut Gus Baha, perlu perhitungan-perhitungan hukum yang matang.

“Apa artinya Ramadan jika memakan riba atau hal haram, kemudian membicarakan orang lain,” tuturnya.

Hukum ilmu tasawuf

Gus Baha juga menambahkan, hukum-hukum tentang puasa, selain hukum dasar fikih yaitu tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, juga harus memakai hukum ilmu tasawuf.

“Seperti menjauhi riba, ghibah, dan namimah. Caranya agar bisa husnudzon kepada orang lain adalah melihat semuanya berdasarkan takdir Allah. Kita baik, tapi juga bisa buruk. Nah, yang sekarang buruk bisa jadi suatu saat jadi baik,” jelasnya.

Gus Baha menegaskan, manusia tidak diutus Allah SWT untuk meneliti orang lain. Dengan mental demikian, di bulan Ramadan kita lebih fokus mencari ridha Allah SWT dan mendoakan orang mukmin semuanya.

“Itu persiapan penting dalam mencari Lailatul Qadar,” tandasnya.***

Sumber: https://www.nu.or.id/nasional

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler