Luncurkan Gerakan Pernikahan Massal Vokasi dan Industri, Begini Penejelasan Kemendikbud

27 Mei 2020, 16:20 WIB
PEMPROV Jabar bekerja sama dengan Pemerintah Prancis dalam mengembangkan pendidikan vokasi.* /Humas Jabar/

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memulai gerakan 'pernikahan massal' atau penyelarasan antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja (DUDI).

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, hal tersebut bertujuan untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan juga telah dibekali kompetisi yang matang.

Baca Juga: Akses Masuk Jakarta di Gerbang Tol Cirebon Dibatasi, Pengemudi Miliki SIKM Boleh Lewat

"Tujuan utama dari gerakan ini agar program studi vokasi di perguruan tinggi vokasi menghasilkan lulusan dengan kualitas dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja.

"Industri dan dunia kerja, mohon bersiap menyambut kami," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Labeli Cek Fakta dalam Cuitannya, Trump Ngamuk dan Tuduh Twitter Ikut Campur Pemilu Presiden AS 2020

Ia menambahkan, target dari program penguatan itu adalah sekitar 100 prodi vokasi di PTN dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) agar melakukan pernikahan massal pada 2020 dengan puluhan bahkan ratusan industri.

Program tersebut akan diteruskan dan dikembangkan pada tahun berikutnya dengan melibatkan lebih banyak prodi vokasi.

Program penguatan prodi vokasi di PTS sendiri sudah dibuka melalui Program Pembinaan PTS (PP-PTS) yang mana tahapannya sudah memasuki seleksi tahap akhir.

Baca Juga: Jadi Inspirasi Kawula Muda dan Bikin Bangga Kabupaten Cirebon, Pria Lulusan MTs Jadi Profesor LIPI

"Pada saat pandemi COVID-19 ini, kami melakukan perjodohan massal, bukan satu dengan satu, tetapi satu kampus vokasi dengan banyak industri," katanya.

Wikan optimistis bahwa program tersebut akan menguntungkan banyak pihak. DUDI akan diuntungkan dengan skema pernikahan tersebut.

Dengan adanya "'ink and match' tersebut, lulusan pendidikan vokasi juga akan semakin dihargai oleh industri dan dunia kerja bukan semata-mata karena ijazahnya melainkan karena kompetensinya yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Baca Juga: Ciptakan Kondusivitas, Polsek Utbar Polres Cirebon Kota Rutin Patroli Lokasi Titik Kerawanan

Kemudian terkait 'ink and match' kata Wikan, itu bukan sekadar Memorandum of Understanding (MoU) dan foto-foto di media melainkan harus menjadi pernikahan yang sangat erat dan mendalam, sehingga semua pihak akan saling mendapatkan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan.

"Jangan sampai, sudah lulus kuliah, masih harus di-training lagi oleh industri dengan susah payah, memakan banyak waktu dan berbiaya mahal," imbuhnya.

Materi pelatihan di industri tersebut sejak awal dimasukkan ke dalam kurikulum dan diajarkan oleh dosen bersama praktisi dari industri.

Baca Juga: Siagakan Personel Secara Bergilir, Polsek Kapetakan Polres Ciko Sekat Pemudik

Plt Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Ditjen Diksi, Agus Indarjo menjelaskan,  selain program kerja sama, program penguatan prodi vokasi ini juga mendorong agar populasi dosen tamu dari dunia kerja di perguruan tinggi vokasi dapat meningkat dengan pesat.

Dosen tamu yang berstatus dosen tetap itu akan melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat) seperti dosen-dosen tetap lainnya.

Baca Juga: Raja Judi Makau Stanley Ho Tutup Usia, Harta Warisan Diprediksi Jadi Rebutan

"Tanpa kehadiran para dosen profesional dari kalangan praktisi tersebut, pendidikan vokasi tidak akan optimal," tegas Agus.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler