SABACIREBON - Arab Saudi telah menjadi satu-satunya negara yang mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Putra 2034, menyusul keputusan Australia untuk tidak mengajukan penawaran.
Namun, keputusan ini telah memunculkan kekhawatiran tentang kemampuan FIFA memenuhi komitmen hak asasi manusianya.
Kekurangan persaingan dalam penawaran dan proses cepatnya pengumuman tersebut telah mengundang kritik dari kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, yang meminta FIFA membatalkan Piala Dunia jika komitmen hak asasi manusia tidak dipenuhi.
Baca Juga: Jadwal Hylo Open 2023 Hari Ini 1 November & Link Live Streaming
Amnesty International menekankan bahwa komitmen hak asasi manusia harus disepakati dengan calon tuan rumah sebelum keputusan akhir penyelenggaraan turnamen dibuat.
FIFA diberi mandat untuk memastikan bahwa calon tuan rumah mematuhi kebijakan hak asasi manusianya dan untuk menghentikan proses tender jika risiko serius terhadap hak asasi manusia tidak ditangani secara kredibel.
Menurut peraturan FIFA, setiap tuan rumah Piala Dunia di masa depan harus mematuhi Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia, termasuk standar hak asasi manusia dan ketenagakerjaan.
Baca Juga: IMAG Berperan Besar dalam Memajukan Budaya Bela Diri Indonesia