Ini Kata Dokter, Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian, Jika...

- 12 Oktober 2022, 17:54 WIB
Ini Kata Dokter, Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian, Terutama Jika.../antara
Ini Kata Dokter, Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian, Terutama Jika.../antara /

SABACIREBON-Gas air mata bisa menjadi penyebab kematian tergantung banyaknya jumlah paparan dan kondisi korban saat terkena.

Demikian disampaikan Dokter Paru RSUP Persahabatan, Feni Fitriani Taufik saat talkshow daring via Instagram RSUP Persahabatan, Rabu 12 Oktober 2022.

“Kalau disertai pajanan yang besar, ditambah kondisi lain sehingga kerusakan di paru lebih lanjut, itu yang bisa berakibat fatal. Walaupun sebenarnya tidak banyak tapi dengan multifikasi efek itu mungkin terjadi kematian,” katanya dikutip dari Antaranews.

Baca Juga: Yang Lagi Ngetren, Saling Lempar Tanggung jawab Tragedi Kanjuruhan

Ia menyebutkan, gas air mata bukanlah gas biasa. Tetapi ada campuran bahan kimia padat dan kimia cair yang bersifat iritatif.

Ketika gas air mata tersebut disemprotkan, bahan yang terkandung di dalamnya kemudian mengenai mata, kulit, dan juga saluran pernapasan.

Akibatnya menimbulkan rasa perih, kemerahan di mata dan hidung berair hingga pilek.

Baca Juga: Berita Gembira. Paspor WNI Berlaku untuk 10 Tahun Mulai 12 Oktober 2022.

Resiko yang ditimbulkan gas air mata, memang dampaknya bervariatif. Mulai dari ringan hingga berat.

Besarannya bahaya tersebut tergantung jumlah gas air mata yang mengenai tubuh dan durasi paparan dengan gas kimia.

“Kalau kita bandingkan dengan kerusuhan yang dilemparkan di alarm terbuka, itu kan orang menjauh sehingga kontaknya bisa tidak berlama-lama. Tapi kalau di ruang tertutup maka risiko orang terpajan itu makin lama dan berefek kepada tubuh kita yang terkena pajanan,” katanya.

Baca Juga: Tom Cruise akan Bintangi Film Petualangan di Luar Angkasa. Karya Bersama Universal dan NASA

Selain itu, kondisi fisik korban paparan gas air mata juga mempengaruhi tingkat bahaya. Terdapat kelompok tertentu yang disebut sebagai kelompok rentan gas air mata seperti anak-anak yang saluran napas dan kondisi fisiknya lebih lemah dengan efek yang akan lebih berat dibandingkan dewasa muda.

Kemudian orang yang punya komorbit yang berkaitan dengan gangguan saluran napas seperti asma dan orang yang merokok.

“Kejadian kemarin (Kanjuruhan) selain masanya tidak bisa menjauh karena tidak bisa keluar ruangan, ada kepanikan, desak-desakan sehingga gangguan saluran napas jadi bertambah-tambah. Sehingga efeknya jadi lebih berat dirasakan dan kita lihat korbannya jadi besar,” tuturnya.

Baca Juga: Liga Champions: Juventus Ditaklukkan Klub Israel Maccabi Haifa, Peluang Lolos ke 16 Besar Kian Tipis

Namun jika paparan gas air mata berlangsung pada waktu yang lama akan menyebabkan partikel kimia semakin banyak masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan respons radang yang berat di saluran nafas.

Kemudian terjadi pembengkakan dan penyempitan yang menyebabkan seseorang susah menghirup dan mengeluarkan napas.

Jika gangguan sampai berlanjut hingga ke paru-paru maka akan mengganggu proses penangkapan oksigen.

Baca Juga: 'Pamali, Film Horor yang Angkat Budaya Masyarakat Sunda.

Feni menyampaikan bahwa penanganan terbaik untuk terhindar dari bahaya gas air mata adalah menghindar secepat mungkin dari pajanan dan sesegera mungkin mencuci muka, mata, dan hidung untuk menetralisir paparan bahan kimia.

Penggunaan kaca mata pelindung, masker, dan pakaian lengan panjang juga bisa memperkecil potensi paparan kimia dari gas air mata.

“Kalau ada sarana medis itu bisa diberikan oksigen atau ke fasilitas kesehatan terdekat karena kepanikan membuat orang tidak bisa objektif menilai kondisi dirinya,” pungkasnya.***

Editor: Andik Arsawijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah