Baca Juga: Tiga Partai di Majalengka Tindaklanjuti KIB, Golkar: Arahnya Jelas Pilpres 2024
"Kami mengadakan pertemuan pada 16 Juni untuk mendapatkan serangkaian tindakan yang disetujui guna membersihkan situasi ekonomi klub. Sangat penting untuk mencapai tingkat kompetitif tim. Ketika kami tiba, kami menemukan diri kami dalam situasi ekonomi yang sangat sulit," kata Laporta, dilansir dari Marca.
"Kami tidak dapat membayar gaji untuk bulan itu. Kami juga memiliki bencana yang akan datang pada kami karena kami tidak memenuhi kredit dan mereka dapat menuntut 200 juta yang tidak kami miliki. Kami praktis mati," sambungnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Allahu Akbar! Alhamdulillah Ya Allah Swt
"Kami mencari solusi dengan merestrukturisasi utang, mengendalikan pengeluaran, mengurangi gaji-gaji yang besar, tetapi tidak cukup, mencari sponsor. Kami beralih dari sekarat ke ICU. Di perusahaan mana pun solusinya adalah bubar atau berpindah tangan, sesuatu yang tidak akan terjadi pada masa kepemimpinan saya. Socios akan selalu menjadi pemilik. Kami ingin menghindari tumpahan atau penambahan modal. Kami tidak akan melakukannya karena socios tidak bertanggung jawab atas situasi ini," kata Joan Laporta.***