Barcelona Tidak Bisa Bayar Utang, Banyak yang Nagih, Jumlahnya Fantastis

- 10 Juni 2022, 00:14 WIB
Presiden Barcelona Joan Laporta terlibat perang kata-kata dengan Presiden Liga Spanyol Javier Tebas terkait krisis yang mereka alami
Presiden Barcelona Joan Laporta terlibat perang kata-kata dengan Presiden Liga Spanyol Javier Tebas terkait krisis yang mereka alami /Twitter.com/@BarcaWorldwide/

SABACIREBON - Presiden Barcelona Joan Laporta memberi pernyataan mengejutkan. Menurut Joan Laporta, saat ini, Barcelona sedang sangat krisis. Bahkan bisa dibilang sedang sekarat ekonominya.

Barcelona dikabarkan punya utang ratusan juta Euro. Bahkan, banyak pihak yang menagihnya. Hingga Barcelona tidak dapat membayar gaji pemain. Joan Laporta pun kebingungan.

Dari data yang dibeberkan oleh salah satu lembaga audit keuangan terkemuka, Deloitte, disebutkan bahwa Barcelona adalah klub dengan utang tertinggi di Eropa saat ini. Deloitte menyebutkaan bahwa, Barcelona menunggak 1,45 miliar Euro atau Rp21,8 triliun. Lagi-lagi, Juan Laporta makin bingung.

Diketahui, penyebab tumpukan utang Barcelona tersebut, akibat manajemen buruk di era kepemimpinan Josep Maria Bartomeu. Situasi semakin mencekik ketika pandemi Covid-19 menghantam pada awal 2020, yang membuat Barcelona kehilangan pemasukan dari pertandingan kandang.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, Diterima Masyarakat untuk Calon Presiden di Pemilu Pilpres 2024

Bartomeu mengundurkan diri dari Camp Nou pada Oktober 2020. Dia diduga melakukan korupsi pada Maret 2021 dan tersangkut skandal Barcagate yang membuatnya ditahan kepolisian.

Joan Laporta menggantikan posisi Bartomeu sebagai presiden Barcelona pada 2021. Satu tahun awal kepimpinannya difokuskan kepada usaha perbaikan ekonomi Blaugrana yang carut marut.

Sejumlah langkah diambil Laporta untuk menyelamatkan Barcelona. Mulai dari merestrukturisasi utang, membatasi pengeluaran, hingga pemotongan gaji pemain.

Usaha-usaha tersebut rupanya tidak cukup membawa finansial Barcelona stabil. Dalam rapat dengan Senat Barcelona, Rabu 8 Juni 2022 lalu, dia mengakui kondisi klub saat ini hampir mati alias sekarat.

Baca Juga: Tiga Partai di Majalengka Tindaklanjuti KIB, Golkar: Arahnya Jelas Pilpres 2024

"Kami mengadakan pertemuan pada 16 Juni untuk mendapatkan serangkaian tindakan yang disetujui guna membersihkan situasi ekonomi klub. Sangat penting untuk mencapai tingkat kompetitif tim. Ketika kami tiba, kami menemukan diri kami dalam situasi ekonomi yang sangat sulit," kata Laporta, dilansir dari Marca.

"Kami tidak dapat membayar gaji untuk bulan itu. Kami juga memiliki bencana yang akan datang pada kami karena kami tidak memenuhi kredit dan mereka dapat menuntut 200 juta yang tidak kami miliki. Kami praktis mati," sambungnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Allahu Akbar! Alhamdulillah Ya Allah Swt

"Kami mencari solusi dengan merestrukturisasi utang, mengendalikan pengeluaran, mengurangi gaji-gaji yang besar, tetapi tidak cukup, mencari sponsor. Kami beralih dari sekarat ke ICU. Di perusahaan mana pun solusinya adalah bubar atau berpindah tangan, sesuatu yang tidak akan terjadi pada masa kepemimpinan saya. Socios akan selalu menjadi pemilik. Kami ingin menghindari tumpahan atau penambahan modal. Kami tidak akan melakukannya karena socios tidak bertanggung jawab atas situasi ini," kata Joan Laporta.***

Editor: Agit Pratama

Sumber: Marca


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x