PR CIREBON – Atlet tolak peluru asal AS, Raven Saunders, mempertaruhkan tindakan disipliner setelah melakukan gerakan protes di podium Olimpiade Tokyo.
Atlet tolak peluru AS berusia 25 tahun itu menyilangkan tangannya dalam gerakan "X" selama upacara pemberian medali Minggu, 1 Agustus 2021, di Stadion Olimpiade.
Sebagai seorang atlet tolak peluru, ia berhasil memenangkan perak di pertandingan pada Minggu, 1 Agustus 2021.
Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Pecinta Musik Rock, Film Dokumenter ‘Becoming Led Zeppelin’ Akhirnya Siap Tayang
Media lokal AS menyebut bahwa Saunders, yang berkulit hitam dan pendukung hak-hak LGBTQ, mengatakan bahwa sikapnya dibuat dalam solidaritas dengan orang-orang tertindas.
Setelah meraih medali peraknya, seperti yang dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, Saunders mengatakan dia ingin mewakili orang-orang di seluruh dunia yang berjuang dan tidak memiliki platform untuk berbicara sendiri.
Protes Saunders adalah pelanggaran pertama dari aturan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang melarang protes dalam bentuk apa pun di podium medali gelaran olahraga sedunia itu.
Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 2-8 Agustus 2021: Cancer Kelimpahan Materi dan Taurus Terjebak Cinta Masa Lalu
IOC kemudian mengubah aturannya mengenai protes atlet menjelang pertandingan, dengan mengatakan bahwa protes damai sebelum kompetisi akan diizinkan.